REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG--Aparat Kepolisian Daerah Lampung masih memproses status kepemilikan senjata api yang diduga ilegal dan digunakan RN, anak salah satu bupati di Lampung untuk mengancam petugas keamanan di Hotel Novotel Bandarlampung beberapa waktu lalu.
"Kami masih mendalami dan melakukan pemanggilan kepada terlapor," kata Kapolda Lampung, Brigjen Sulistyo Ishak, di Bandarlampung, Rabu.
Dia mengatakan, RN dipanggil untuk dimintai keterangan terkait aksi mengancam satpam hotel dengan senjata api saat akan memeriksa kendaraannya yang hendak masuk ke kawasan tersebut, juga karena izin senjata yang dia bawa masih dalam proses legalisasi.
Menurut dia, saat membawa senjata tersebut, status perizinannya masih diurus, dan seharusnya posisi senjata tidak boleh dipegang oleh yang bersangkutan. Dia menegaskan, menyerahkan proses tersebut sepenuhnya kepada aturan hukum yang berlaku dan tidak akan menghambat penyidikan meskipun pelaku adalah anak salah satu petinggi di Lampung.
RN adalah putra salah satu bupati di Lampung, dan hingga saat ini belum mendatangi panggilan polisi terkait insiden tersebut.
Direktur Kriminal Umum Polda Lampung Kombes Mahavira Zen mengatakan pihaknya sudah melayangkan surat panggilan kepada RN beberapa waktu lalu.
"Surat panggilan pertama sudah kita layangkan minggu lalu tapi dia tidak datang dan kita layangkan panggilan kedua, kalau tidak hadir lagi akan kami jemput paksa," kata dia.
RN dilaporkan ke Mapolda Lampung oleh Septo Wahyudi (30) petugas keamanan Hotel Novotel Bandarlampung . Warga Jalan Satria Nomor 5 Penengahan tanjungkarang Pusat itu melaporkan aksi RN saat akan diperiksa di pos satpam.
Saat itu, Kamis dini hari (14/7), RN yang hendak masuk ke kawasan Novotel dihentikan satpam di pintu gerbang untuk dilakukan pemeriksaan rutin.
Saat dihentikan, ia mengendarai mobil sedan Vios hitam nomor polisi B 606 BP dan menolak untuk diperiksa oleh Sapto dan sempat terjadi perdebatan antarkeduanya.
Saat kondisi memanas itulah dia mengancam dengan senjata api jenis CZ-83 kaliber 9 mm, menodongkan ke pinggang Septo, dan dilanjutkan dengan melepaskan tembakan di udara.
RN meletuskan senjata api berpeluru karet tersebut ke arah atas sebanyak empat kali letusan.