Rabu 18 Jan 2012 14:06 WIB

Gubernur Sulteng tak Tega Adiknya Jadi Bawahannya

Longki Djanggola berorasi di depan pendukungnya di Lapangan Watulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (12/12).
Foto: Antara/Muhamad Nasrun
Longki Djanggola berorasi di depan pendukungnya di Lapangan Watulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, meminta maaf kepada sang adik, Deri Djanggola, yang ditolaknya untuk menduduki jabatan Sekretaris Daerah Sulteng. Longki mengaku terpaksa menolak Deri karena tidak siap menerima kenyataan sang adik menjadi bawahannya.

"Sekjen Kementerian Dalam Negeri memberi tahu saya. Sesuai hasil fit and proper test di Kemendagri, nilai Deri Djanggola sebenarnya yang paling tinggi di antara tiga calon,'' kata Longki. ''Namun, saya tidak kuat mental untuk menerima kenyataan itu."

Longki menyatakan hal tersebut saat pelantikan Amdjad Lawasa sebagai Sekdaprov Sulteng di Palu pada Rabu. Dia mengajukan tiga calon Sekdaprov untuk menggantikan Rais Lamangkona yang telah pensiun. Ketiga calon tersebut adalah Amdjad Lawasa (Sekda Poso), Deri Djanggola (Kepala badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) dan Abubakar Almahdali (Kadis Pendidikan).

Ketiga calon dipanggil ke Kemendagri untuk memaparkan visi dan misi serta konsep mereka bila menjadi sekdaprov. Setelah fit and proper test rampung dilaksanakan, Longki mengaku mendapat telepon dari Sekjen Kemendagri yang mengatakan bahwa Deri mendapat nilai paling tinggi.

"Akan tetapi, saya katakan kepada Sekjen bahwa saya belum kuat mental untuk menerima kenyataan ini (adiknya Deri Djanggola menjadi Sekdaprov)," katanya.

Longki yang baru tujuh bulan menjabat Gubernur Sulteng itu mengaku beban psikologis seperti ini pernah terjadi saat Prof Aminuddin Ponulele menjabat Gubernur Sulteng pada 2001-2006. Anwar Ponulele, adik kandung Aminuddin, saat itu juga dinyatakan sebagai figur paling tinggi nilainya untuk menjadi Sekdaprov. Namun, Aminuddin kemudian merestui calon lain.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement