Kamis 09 Feb 2012 01:03 WIB

Pemilik Costa Concordia Ganti Rugi, ABK Terima Puluhan Hingga Ratusan Juta

Kapal pesiar mewah, Costa Concordia, yang karam sebagian di pantai Pulau Giglio, barat Italia.
Foto: Reuters
Kapal pesiar mewah, Costa Concordia, yang karam sebagian di pantai Pulau Giglio, barat Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR---Perusahaan pemilik kapal Costa Concordia yang tenggelam di perairan Italia, Costa Croceire SPA, membayar seluruh kerugian 63 anak buah kapal (ABK) asal Bali secara penuh disertai dengan gaji sisa kontrak. "Pembayaran kerugian material oleh perusahaan yang berbasis di Genova, Italia ini disalurkan melalui rekening tiga pengerah jasa tenaga kerja," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Bali, Wayan Wiratha.

Dia menjelaskan, tiga pengerah jasa tenaga kerja itu adalah PT Bali Guna Inti Nusa, PT Cemerlang Tunggal Inti Perkasa, dan PT Meranti Magsaysay. Namun, tambah Wiratha, sampai saat ini pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Bali mencatat hanya sembilan tenaga kerja yang telah menerima uang ganti rugi itu. "Dua perusahaan pengerah jasa tenaga kerja itu telah menyerahkan uang ganti rugi secara tunai," ujarnya menambahkan.

Wiratha mengatakan, sembilan anak buah kapal penerima ganti rugi itu, empat orang di antaranya diberangkatkan oleh Cemerlang Tunggal Inti Perkasa dan sisanya oleh Bali Guna Inti Nusa. Berdasarkan catatan Disnakertransduk Provinsi Bali, penerima tertinggi dari sembilan ABK itu adalah Kadek Alit Setia Arjana sebesar Rp 107,83 juta. Adapun penerima terendah adalah I Putu Yudi Artha dengan besaran Rp 42,24 juta.

Direktur Operasi Cemerlang Tunggal Inti Perkasa, Nyoman Restu Yasa, menjelaskan, pemberian ganti rugi diberikan berdasarkan penghitungan gaji sisa kontrak, kerugian uang dan material yang hilang. "Hitungan gaji membuat penerimaan mereka berbeda, namun kerugian material hilang dihitung sama dengan besaran 3.750 dolar AS setiap orang," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement