REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jumlah warga korban Merapi di Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, yang menginginkan pindah ke lokasi hunian kian membengkak. Kini mencapai hampir 100 persen.
Seperti warga Desa Argomulyo, semula yang diikutkan untuk mendapatkan hunian tetap di lokasi relokasi hanya 261 KK dari pemilik 261 rumah rusak akibat erupsi Merapi. ''Tapi kini jumlah warga desa kami yang ingin pindah ke hunian tetap membengkak jadi 565 KK,'' kata Kepala Desa Argomulyo, Sutrisno Hadi, Kamis (01/03).
Kata Sutrisno, bertambahnya jumlah warga yang ingin pindah ke hunian tetap seiring denan meningkatnya kesadaran mereka untuk tinggal di lokasi aman dari bahaya awan panas dan banjir lahar dingin. Awalnya, kata Sutrisno jumlah 261 KK tersebut adalah mereka-mereka yang rumahnya benar-benar hancur akibat erupsi Merapi lalu. Tapi, kini warga yang tinggal di sekitar Kali Gendol di Dusun Bronggang juga minta dipindahkan.
Warga yang minta dipindahkan ke relokasi rumahnya juga terkena awan panas Merapi yang melewati Kali Gendol, walaupun rumah mereka tidak hancur total. Menurut dia, Pemerintah Desa hanya berusaha menyalurkan aspirasi warga ini, sedangkan keputusan apakah permintaan mereka akan dikabulkan awalah wewenang Pemprov DI Yogyakarta.
''Pemprov nantinya akan melakukan verifikasi apakah keinginan mereka dipenuhi atau tidak,'' kata dia. Ia menjelaskan walaupun jumlah pemohon huntap ini membengkak, [emerintah tentunya akan lebih dulu menyelesaikan pembangunan rumah bagi 261 KK yang rumahnya benar-benar hancur akibat erupsi merapi. Terlebih, dusun mereka dinyatakan sebagai daerah yang ke depannya tak aman untuk dihuni lagi.