Senin 05 Sep 2022 03:00 WIB

PM Bangladesh Klaim Warganya Hidup Rukun

Kerukunan disebut PM Bangladesh terwujud di warganya.

Rep: umar mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
PM Bangladesh Klaim Warganya Hidup Rukun. Foto:  Anggota dan pendukung partai Islamis Islami Andolan Bangladesh menghadiri protes terhadap India menyusul komentar menghina Nabi Muhammad, setelah salat Jumat di Masjid Nasional Baitul Mukarram di Dhaka, Bangladesh, 10 Juni 2022. Dua pemimpin senior dalam keputusan Perdana Menteri India Partai Bharatiya Janata (BJP) memicu kecaman diplomatik internasional dari 57 negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), serta Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Iran, menyusul komentar menghina mereka terhadap Nabi Muhammad.
Foto: EPA-EFE/MONIRUL ALAM
PM Bangladesh Klaim Warganya Hidup Rukun. Foto: Anggota dan pendukung partai Islamis Islami Andolan Bangladesh menghadiri protes terhadap India menyusul komentar menghina Nabi Muhammad, setelah salat Jumat di Masjid Nasional Baitul Mukarram di Dhaka, Bangladesh, 10 Juni 2022. Dua pemimpin senior dalam keputusan Perdana Menteri India Partai Bharatiya Janata (BJP) memicu kecaman diplomatik internasional dari 57 negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), serta Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Iran, menyusul komentar menghina mereka terhadap Nabi Muhammad.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina menyampaikan, pemerintahannya akan segera mengambil tindakan terhadap berbagai bentuk serangan kepada komunitas Hindu di negaranya. Dia mengatakan, Bangladesh adalah negara sekuler yang memiliki banyak agama.

"Bangladesh adalah negara sekuler dan kami memiliki banyak agama di sini. Dan kerukunan beragama ada di sini, sangat banyak. Jadi satu atau dua insiden ketika itu terjadi, maka segera terutama partai saya, orang-orang partai saya, mereka sangat sadar akan hal itu dan juga pemerintah saya. Kami segera mengambil tindakan," kata Hasina, seperti dilansir Hindustan Times, Ahad (4/9/2022).

Baca Juga

Hasina mengungkapkan, pemerintahnya sangat mendukung sekularisme sehingga segala upaya yang mengganggu kerukunan umat akan segera ditindak. Dia juga menilai ekstremisme tidak hanya terjadi di negaranya tetapi juga terjadi di negara-negara lain, misalnya India.

Selama memerintah, Hasina menekankan, kelompok minoritas adalah warga negara Bangladesh. "Tetapi beberapa insiden terkadang terjadi tetapi kami segera mengambil tindakan. Tentu ini situasi yang sangat tidak diinginkan tetapi Anda tahu betul bukan hanya Bangladesh, bahkan India juga di mana kadang-kadang minoritas menderita," katanya.

Hasina dilaporkan akan mengunjungi India pada 5-8 September. Dalam kunjungan, dia akan menemui Presiden Droupadi Murmu dan Wakil Presiden Jagdeep Dhankar. Ia di India juga bakal menggelar konsultasi bilateral dengan Perdana Menteri Narendra Modi.

Ada beberapa laporan media tentang serangan dan permusuhan terhadap populasi minoritas Hindu di Bangladesh. Ada juga laporan vandalisme pandal Durga Puja atau candi Hindu.

Juli lalu, banyak organisasi di seluruh Bangladesh mengadakan protes terhadap serangan kepada komunitas Hindu di negara itu. Ada laporan tentang pembunuhan guru Hindu dan pemerkosaan wanita Hindu di Bangladesh.

Kemudian 15 Juli, rumah-rumah minoritas Hindu dibakar di daerah Sahapara di Lohagara, Narail. Di Bangladesh, umat Hindu sekarang berjumlah kurang dari sembilan persen dari total populasi.

Jumlah sensus telah menunjukkan penurunan yang nyata dalam populasi Hindu selama empat dekade terakhir, sesuai dengan laporan yang mengutip data pemerintah. Ini menunjukkan bahwa selama 40 tahun terakhir, persentase populasi Hindu di Bangladesh menurun dari 13,5 persen menjadi 8,5 persen.

(Umar Mukhtar)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement