Sabtu 24 Sep 2022 05:54 WIB

Airlangga: Kebijakan Konversi Gas Tiga Kilogram ke Kompor Listrik Belum Diputuskan

Anggaran terkait pengalihan kompor gas jadi listrik belum dibahas dengan DPR.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agus raharjo
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers terkait pengendalian inflasi di daerah di Jakarta, Kamis (1/9/2022). Dalam keterangan pers tersebut Airlangga meminta gubernur dan wali kota untuk menurunkan angka inflasi di bawah 5 persen.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers terkait pengendalian inflasi di daerah di Jakarta, Kamis (1/9/2022). Dalam keterangan pers tersebut Airlangga meminta gubernur dan wali kota untuk menurunkan angka inflasi di bawah 5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah belum memutuskan kebijakan konversi kompor LPG tiga kilogram (kg) ke kompor listrik induksi. Hal itu menanggapi isu yang tengah ramai di masyarakat.

“Dapat saya sampaikan, pemerintah belum memutuskan. Sekali lagi pemerintah belum memutuskan program konversi kompor LPG tiga kilogram ke kompor listrik induksi,” tegasnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/9/2022).

Baca Juga

Meski begitu, kata dia, pihaknya sudah mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo. Pemerintah pun telah memperhatikan masukan dari masyarakat.

“Juga memonitor pemberitaan di media. Juga setelah melihat langsung kondisi di lapangan terkait konversi dari kompor LPG tiga kilogram menjadi kompor listrik induksi,” jelasnya.

Ketua Umum DPP Partai Golkar ini memastikan, kebijakan pengalihan kompor tersebut belum akan diberlakukan pada tahun ini. Anggaran terkait hal itu pun belum dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Belum dibicarakan dan tentunya belum disetujui,” ujar dia.

Dirinya mengatakan, program kompor listrik induksi merupakan uji coba sebanyak 2.000 unit dari total rencana yang sebanyak 300 ribu unit. Nantinya uji coba dilakukan di Bali dan Solo. Setelah uji coba, pemerintah akan melakukan evaluasi sebelum memutuskan program konversi itu.

“Pemerintah akan menghitung dengan cermat segala biaya dan risiko. Lalu memperhatikan kepentingan masyarakat, serta mensosialisasikan kepada masyarakat sebelum program diperlakukan," tutur Airlangga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement