Puluhan jenazah didorong keluar dengan tandu beroda dan dipindahkan ke fasilitas pemerintah untuk proses identifikasi korban. Distrik Itaewon sangat populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan ekspatriat. Di sepanjang distrik tersebut berjejer bar dan restoran yang dihias dengan ornamen Halloween untuk menarik pengunjung.
"Anda akan melihat kerumunan besar orang saat Natal dan pesta kembang api. Tapi ini beberapa kali lipat lebih besar dari semua itu," kata seorang saksi, Park Jung-hoon (21 tahun) kepada Reuters.
Dengan meredanya pandemi Covid-19, pihak berwenang mencabut pembatasan operasional di bar dan restoran, termasuk mencabut pembatasan pertemuan massal maksimal 10 orang pada April. Pemerintah juga menghapus kewajiban penggunaan masker pada Mei.
Presiden Yoon mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat senior dan memerintahkan pembentukan satuan tugas untuk mengamankan sumber daya serta merawat korban yang terluka. Yoon juga meluncurkan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab insiden itu.
Insiden di Itaewon ini termasuk yang paling mematikan di Korea Selatan, sejak tenggelamnya kapal feri pada 2014 yang menewaskan 304 orang, mayoriotas siswa sekolah menengah. Tenggelamnya Kapal Sewol mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Korea Selatan.