Jumat 09 Dec 2022 12:27 WIB

MUI Kecam Aksi Pengrusakan Alquran di Masjid Swedia

Masjid Stockholm terus mengalami serangan islamofobia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pintu Masjid Stockholm dicoret lambang Nazi. MUI Kecam Aksi Pengrusakan Alquran di Masjid Swedia
Foto: muslimdaily.net
Pintu Masjid Stockholm dicoret lambang Nazi. MUI Kecam Aksi Pengrusakan Alquran di Masjid Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam aksi pengrusakan dan pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia beberapa waktu yang lalu. Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyesalkan hal tersebut.

"MUI mengecam dan sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan kelompok ekstrem kanan yang dipimpin oleh Rasmus Paludan," kata dia dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga

Tindakan tersebut dikatak sudah menuai konflik di beberapa tempat di Swedia. Hal ini bukan saja tindakan yang sangat memalukan, tetapi juga disebut sebagai tindakan yang tidak beradab.

Sudarnoto menyebut, Paludan dan kelompok ekstrem ini adalah kelompok tidak beradab, sekaligus menjadi musuh bagi semua orang yang berpikiran sehat. Paludan dan kelompok ekstrem ini disampaikan telah menebar xenofobia, rasialis, ultra nasionalis dan sekaligus islamofobia. Kelompok tersebut benar benar melakukan pelanggaran berat terhadap prinsip keharusan menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak beragama.

Ia pun menyebut Swedia seharusnya sudah menjadi negara dimana hak dan kebebasan beragama setiap warga dijamin secara hukum dan politik. "Karena itu, Pemerintah Swedia harus menindak tegas Paludan dan semua pihak yang melindungi tindakan kelompok ekstrimis ini. Jika tidak, maka ekstremisme dan islamofobia akan terus menyebar dan membahayakan kemanusiaan dimana-mana," lanjutnya.

Kepada duta besar Swedia untuk Indonesia, ia menyebut harus menyampaikan penjelasan secara terbuka terkait dengan kasus tersebut. Sekaligus, ia meminta berjanji akan menindak dan menghentikan seluruh bentuk ekstremisme.

"Diplomatic appeal kepada Dubes Swedia juga perlu dilakukan oleh Pemerintah RI. Jangan sampai, hubungan persahabatan Swedia-Indonesia ini terganggu karena kasus ini. Ini bukan kasus pertama, sebelumnya juga sudah terjadi," ucap dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement