Sabtu 10 Dec 2022 16:25 WIB

Hanya Ubah Gaya Hidup, Risiko Sakit Alzheimer Bisa Berkurang 30 Persen

Perubahan gaya hidup berpengaruh besar terhadap penyakit alzheimer.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Perubahan gaya hidup berpengaruh besar terhadap penyakit alzheimer.
Foto: REUTERS/Lucy Nicholson
Perubahan gaya hidup berpengaruh besar terhadap penyakit alzheimer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modifikasi gaya hidup ternyata bisa memberikan pengaruh signifikan dalam mengurangi risiko penyakit Alzheimer pada orang dewasa. Hanya dengan perubahan gaya hidup, risiko penyakit Alzheimer bisa berkurang hingga 30 persen.

Kaitan antara perubahan gaya hidup dengan risiko penyakit Alzheimer diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of California San Francisco atau UCSF. Studi yang berlangsung selama dua tahun ini melibatkan hampir 200 orang dewasa yang berusia lebih tua dan belum terdiagnosis dengan penyakti Alzheimer.

Baca Juga

Setengah dari partisipan dimasukkan ke dalam kelompok intervensi. Sebagian lainnya dimasukkan ke dalam kelompok kontrol.

Partisipan dalam kelompok kontrol hanya diberikan materi informasi mengenai faktor risiko demensia. Sedangkan partisipan pada kelompok intervensi mendapatkan pendampingan dari pelatih untuk mengenali faktor risiko demensia apa saja yang mereka miliki, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kurang tidur, terisolasi secara sosial, dan tak aktif secara fisik.

Setelah mengidentifikasi faktor risiko, para partisipan dalam kelompok intervensi dibantu untuk melakukan perubahan gaya hidup. Mereka juga didampingi oleh pelatih agar mencapai target perubahan gaya hidup.

Setelah dua tahun berlalu, tim peneliti membandingkan hasil tes kognisi, kepuasan pribadi, dan kualitas hidup para partisipan dari kedua kelompok. Tim peneliti menemukan bahwa partisipan dalam kelompok intervensi memiliki risiko demensia, khususnya penyakti Alzheimer, 30 persen lebih rendah.

Temuan ini dipresentasikan oleh profesor di bidang psikiatri, neurologi, dan epidemiologi Dr Kristine Yaffe. Presentasi tersebut dilakukan dalam konferensi tahunan Clinical Trials on Alzheimer's Disease, di San Francisco, Amerika Serikat.

Meski terapi pengobatan untuk penyakit Alzheimer terus berkembang, Dr Yaffe menyiratkan pentingnya pencegahan dengan lebih memperhatikan kesehatan otak. Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat bermanfaat dalam menjaga kesehatan otak adalah menerapkan pola makan yang sehat, olahraga rutin, dan bersosialisasi dengan orang lain.

Tentu, gaya hidup merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko penyakit Alzheimer dan demensia lainnya. Sebagain faktor risiko tak bisa dimodifikasi. Meski begitu, menjaga kesehatan otak bisa tetap membawa manfaat di kemudian hari.

"Tak pernah ada istilah terlambat untuk mencoba dan menjaga (kesehatan otak) untuk menurunkan risiko Anda (terhadap penyakit) Alzheimer dan demensia lainnya," ujar Dr Yaffe, seperti dilansir CBS News, Sabtu (10/12/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement