Ahad 18 Dec 2022 14:05 WIB

Dinkes Kepri Minta Warga Waspadai DBD

Sejak Januari 2022 sampai sekarang jumlah penderita DBD sekitar 2.000 orang.

Petugas melakukan pengasapan (fogging) - ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melakukan pengasapan (fogging) - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau meminta warga mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan mencegah rumah dan lingkungan menjadi sarang nyamuk. Kepala Dinkes Kepri Muhammad Bisri di Tanjungpinang, Ahad, mengatakan jumlah penderita DBD pada 2022 meningkat dibanding tahun 2021. Sejak Januari 2022 sampai sekarang jumlah penderita DBD sekitar 2.000 orang. "Angka kematian juga tinggi, meski tidak setinggi tahun 2021," kata Bisri.

Menurut dia, jumlah pasien DBD terbanyak berada di Batam sekitar 830 orang, Kabupaten Karimun 750 orang dan Kota Tanjungpinang 380 orang. Jumlah pasien DBD yang meninggal dunia di Batam sebanyak enam orang, di Karimun empat orang dan Tanjungpinang tiga orang.

Baca Juga

Sementara jumlah pasien DBD di empat kabupaten lainnya tidak mencapai 100 orang per daerah, seperti di Lingga sebanyak 88 orang dan Bintan 77 orang. "Mari lindungi diri kita, putra dan putri kita dari DBD," ujarnya.

Ciri-ciri orang yang terinfeksi virus DBD yakni suhu tubuh mencapai 39-40 derajat Celsius, pendarahan pada gusi, hidung mimisan, muncul ruam di kulit, sering muntah, tidak selera makan, bagian belakang mata terasa sakit, badan terasa sakit karena nyeri otot dan sendi dan sakit kepala. Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama AF Isnaen mengatakan DBD dapat dicegah dengan menerapkan 3M plus untuk menutup kemungkinan perkembangbiakan jentik menjadi nyamuk. 

Metode 3M merupakan singkatan dari menguras wadah yang berisi air, menutup rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan barang bekas yang memiliki nilai ekonomi. Sedangkan plus merupakan kegiatan tambahan untuk mencegah jentik dan nyamuk berkembang biak, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti-nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan.

Selain itu memeriksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan menanam tanaman pengusir nyamuk. "Juru pemantau jentik memiliki peran yang strategis untuk menyosialisasikan 3M plus dan mendorong warga menerapkan pola hidup bersih sehingga rumah dan lingkungan rumah tidak menjadi sarang nyamuk," kata dokter spesialis anak itu.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement