Ahad 12 Feb 2023 11:50 WIB

Salurkan Bantuan, Perbatasan Turki-Armenia Kembali Dibuka Setelah 35 Tahun

Perbatasan antara Turki dan Armenia dibuka kembali untuk pertama kalinya.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ahmad Fikri Noor
 Orang-orang menunggu di samping bangunan yang runtuh setelah gempa kuat di kota Diyarbakir, tenggara Turki, Kamis (9/2/2023). Gerbang perbatasan antara Turki dan Armenia dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam 35 tahun guna membantu korban gempa.
Foto: EPA-EFE/REFIK TEKIN
Orang-orang menunggu di samping bangunan yang runtuh setelah gempa kuat di kota Diyarbakir, tenggara Turki, Kamis (9/2/2023). Gerbang perbatasan antara Turki dan Armenia dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam 35 tahun guna membantu korban gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Gerbang perbatasan antara Turki dan Armenia dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam 35 tahun. Pembukaan gerbang perbatasan antara negara yang telah lama berseteru ini untuk memungkinkan bantuan bagi para korban gempa bumi di Turki selatan.

Utusan khusus Turki untuk Armenia Serdar Kilic mengumumkan momen spesial ini melalui akun Twitter. Dia menyertakan foto-foto truk yang melewati pos pemeriksaan Alican di sisi Turki sungai Aras yang memisahkan kedua negara.

Baca Juga

"Saya akan selalu mengingat bantuan dermawan yang dikirim rakyat Armenia untuk membantu meringankan penderitaan rakyat kami di wilayah yang dilanda gempa di Turki," kata Kilic berterima kasih kepada pejabat Armenia.

Laporan kantor berita Pemerintah Turki Anadolu Agency mengatakan, penyeberangan itu terakhir digunakan untuk mengirim bantuan dari Bulan Sabit Merah Turki ke Armenia yang dilanda gempa pada 1988. Tahun lalu, para pemimpin Turki dan Armenia bertemu secara informal di pertemuan puncak Eropa, setelah pertemuan menteri luar negeri kedua negara berhasil dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki permusuhan selama beberapa dekade.

Ankara tidak memiliki hubungan diplomatik atau komersial dengan Armenia sejak 1990-an. Mereka berselisih terutama karena 1,5 juta orang yang menurut Armenia dibunuh pada 1915 oleh Kekaisaran Ottoman, pendahulu Turki modern. Armenia mengatakan ini merupakan genosida.

Turki menerima, banyak orang Armenia yang tinggal di Kesultanan Utsmaniyah tewas dalam bentrokan dengan pasukan Utsmaniyah selama Perang Dunia I. Namun, Ankara membantah angka tersebut dan menyangkal  itu sistematis. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement