Selasa 28 Feb 2023 14:07 WIB

Malaysia Alokasikan 10 Juta Ringgit untuk Alquran, Anwar Ibrahim: Harga yang Wajar

Dana tersebut akan dipakai untuk 20 ribu terjemahan Alquran dalam bahasa Swedia.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
 Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Malaysia Alokasikan 10 Juta Ringgit untuk Alquran, Anwar Ibrahim: Harga yang Wajar
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Malaysia Alokasikan 10 Juta Ringgit untuk Alquran, Anwar Ibrahim: Harga yang Wajar

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan mengalokasikan 10 juta ringgit dari Anggaran 2023 untuk mencetak dan mendistribusikan dua juta salinan Alquran adalah wajar.

Anwar menanggapi kritik bahwa uang itu terlalu banyak hanya untuk tujuan itu, setelah dia mengubah Anggaran 2023 di Parlemen Jumat lalu. Anwar juga menjabat sebagai menteri keuangan.

Baca Juga

“Mengapa terlalu banyak? Ini adalah Alquran dan tidak hanya dalam bahasa Swedia, tetapi juga yang lain dan untuk tujuan membina pemahaman," kata Anwar, dilansir dari Malay Mail, Selasa (28/2/2023).

“Masalahnya sekarang adalah kurangnya pemahaman. Mereka yang menentang Islam tidak membaca kitab suci dan kemudian mereka yang melawan juga tidak pernah repot-repot belajar tentang budaya lain,” kata dia kepada wartawan setelah berbicara pada konferensi internasional untuk membahas Islamofobia di sini.

Bersamaan dengan mendistribusikan dua juta eksemplar Alquran, Anwar mengatakan 10 juta ringgit akan digunakan untuk menerbitkan dan mendistribusikan 20 ribu terjemahan kitab suci Islam dalam bahasa Swedia dan bahasa asing utama lainnya.

Pada Januari, Anwar mengatakan Malaysia mengutuk tindakan ekstremis sayap kanan politikus Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Kemudian menambahkan langkah Yayasan Restu untuk mendistribusikan salinan Alquran secara global akan menjadi tanggapan yang paling tepat. Adapun Yayasan Restu terkenal memproduksi manuskrip Alquran dan publikasi terkait Alquran dengan desain eksklusif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement