Rabu 15 Mar 2023 17:19 WIB

Upaya Teddy Lobi Keluarga Dody demi Skenario Ringankan Hukuman Terungkap di Persidangan

Teddy Minahasa melobi ayah dan istri Dody agar mau satu tim kuasa hukum.

Terdakwa kasus dugaan peredaran narkotika yang juga mantan Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa (kiri) saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta. Persidangan saat ini masih dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Terdakwa kasus dugaan peredaran narkotika yang juga mantan Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa (kiri) saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta. Persidangan saat ini masih dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ali Yusuf  

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar) pada Rabu (15/3/2023) memperdengarkan percakapan terdakwa kasus peredaran narkoba, Irjen Pol Teddy Minahasa melobi Rakhma Darma Putri istri AKBP Dody Prawiranagara. Pada percakapan melalui sambungan telpon pada Oktober 2022 lalu itu, Teddy meminta Rakhma memaksa suaminya, yang juga menjadi terdakwa dalam perkara ini, bergabung dengan tim kuasa hukum yang ditunjuk Teddy Minahasa untuk menjalani proses hukum kasus narkoba yang menjeratnya.

Baca Juga

Dalam percakapan itu juga, Teddy sedikit menyampaikan skenario bagaimana agar dia dan Dody lepas dari jeratan hukuman kasus penjualan barang bukti narkotika jenis sabu. Teddy siap menanggung semua biaya untuk jasa kuasa para pengacara asal Dody mau ikut arahannya.

Berikut percakapan lengkap Teddy Minahasa dengan Rakhma yang diputar di ruangan persidangan dengan jadwal sidang terdakwa Dody Prawiranagara di PN Jakarta Barat, Rabu (15/3/2023). Tanpa sapa sebagai pembukaan pembicaraan, Teddy Minahasa langsung bertanya apakah pesannya sudah disampaikan kepada Dody Prawiranagara atau belum.

"Tulisan saya sudah dipahami oleh Dody ya," tanya Teddy Minahasa kepada Rakhma Darma Putri.

"Maaf yang itu kemarin kan, dimasukkan ke selipan buku karena mas Dody minta dibawakan buku saya masuk ke selipan buku. Udah itu dibawa mas Dody, tapi Rakhma nggak baca pak, cuma mas Dody aja kan?" kata Rakhma.

"Mas Dody baca nggak kira-kira?" tanya Teddy.

"Harusnya baca, karena bilangnya ada di dalam tolong dibaca, Rakhma sudah bilang begitu," kata Rakhma.

"Oh terus bacanya di mana..." tanya Teddy Minahasa.

"Mas Dody bacanya di dalam karena itu kan Rakhma masih sama pengacara sama yang lain juga. Jadi nggak dibaca di situ," kata Rakhma.

"Tapi yakin sampaikan ya...?" kata Teddy.

"Kalau nyampenya diterima ya diterima bang. Karena kan saya yang kasih lewat buku pak waktu itu izin," kata Rakhma.

"Bukunya langsung diterima Dody...?" kata Teddy Minahasa.

"Iya siap," kata Rakhma.

"Oooh. Maksud saya gini neng biar paham kenapa kita harus, ini kan settingan dapat informasi dari Kepala BIN bahwa kita ini sudah diincar sejak lama, dibuntutin, padahal tujuan kita itu tidak seperti itu. Tujuan saya itu supaya Dody bisa menangkap si Anita (Linda Pudjiastuti). Nah rencananya kita buang badan ke Arif aja (Syamsul Maarif ajudah Dody Prawiranagara yang juga tersangka) biar Dody bisa aman. Saya sendiri sudah mau dipecat juga, nggak apa-apa neng, nanti Dody bisa saya carikan pekerjaan," kata Teddy Minahasa.

Selama Teddy Minahasa bicara, Rakhma hanya mengatakan, "Siap-siap pak," 

"Jadi kalau sekarang kondisinya Dody jadi sama Anita lawyer-nya sama justru memberatkan Dody, mana bisa lawyer tidak bisa dibayar begitu, dibayar oleh negara berapa jadi pasti ngikutin apa maunya penyidik," kata Teddy.

Lagi-lagi Rakhma mengatakan, "Siap."

"Nah kalau ikut jadi satu sama saya, nanti saya bisa meringankan Dody, Dody meringankan saya, Dody juga meringankan dirinya sendiri Kita buang badanya semua ke Arif gitu ya neng. Paham ya neng...?" kata Teddy.

"Ya siap. Maksud buang badan gimana, Rakhma nggak ngerti itu Pak izin," kata Rakhma.

"Maksudnya ini barang semua punya Arif gitu. Jadi misalnya itu ada barang di rumah Dody 2 kg, bilang saja itu punya Arif, nggak tahu isinya apa, tahunya kayu apa kek gituloh contohnya," kata Teddy.

"Iya siap," kata Rakhma.

"Kalau kita dipisahkan oleh lawyer, kita jadi susah komunikasinya. Nanti saling menggigit nantinya, Paham kan neng ya...? kata Teddy.

"Iya siap," kata Rakhma.

"Tapi Dody maukan ikut lawyers saya juga...?" tanya Teddy Minahasa.

"Kalau itu ama nanti pastikan lagi ke mas Dody, cuma terakhir komunikasi itu mas Dody jawabnya jangan bun nanti jadi sorotan. Jadi mas Dody baru jawab itu ke Rakhma. Jadi Rakhma waktu itu ama sudah sampaikan ke mbak Lena (istri Teddy Minahasa) jawaban bapak kata Pak Dody jangan nanti jadi sorotan kalau kita jadi satu lawyer. Rakhma bilang gitu," kata Rakhma.

"Walapun jadi satu tapi nanti benderanya kita pisah," kata Teddy.

"Kalau nanti jadi satu sama Anita gimana. Kasihan sama Mas Dody-nya. Gini loh neng, kalau dia jadi satu sama Anita kita nanti antara Dody sama saya saling menyalahkan. Saya bisa menghindar, kalau Dody menghindarnya gimana? Jadi paham ya neng?"

"Iya siap," kata Rakhma.

"Jadi desak aja Dody-nya harus satu lawyers, jadi benderanya pisah, jadi orang tahunya tetap berbeda. Tolong ya neng. Jadi desak saja suruh tanda tangan," kata Teddy.

"Iya siap. Nanti Rakhma masih nunggu lawyers masuk ke dalam karena Rakhma hari ini tidak bisa mengunjungi mas Dody di tahanan," kata Rakhma.

"Pokoknya sampaikan saja kata bapak harus pisah dari Anita, harus jadi satu sama bapak tapi benderanya beda sudah diatur, semua biaya dari bapak gitu ya," kata Teddy. 

"Siap-siap pak, iya pak," kata Rakhma.

"Kalau dia ikut sama Anita nggak ada ringan-ringanya pasti berat semua. Jadi harus satu sama saya jangan takut ada sorotan, nggak ada sorotan nanti kita atur benderanya beda. Inikan empat lawyers jadi satu. Siap ya neng," kata Teddy.

"Nanti Ama sampaikan," kata Rakhma.

"Jadi suruh nyabut yang itu ganti yang ini," kata Teddy.

"Iya siap pak," kata Rakhma.

"Bilang semua biaya dari saya. Kalau pengacaranya minta ganti rugi nanti kita sampaikan ke Ibu" katanya.

"Iya ibu juga sudah sampaikan ke Rakhma," katanya.

"Prinsipnya jangan saling menjatuhkan, kita saling mendukung rapatkan Barisan gitu aja. Caranya jadi satu lawyer ini yang itu dicabut. Kalau dia bilang jadi sorotan nanti kita split. Nanti benderanya beda, satu kubu benderanya beda gitu ya," kata Teddy.

"Siap-siap pak," kata Rakhma.

"Ok neng, Assalamualaikum neng. Oh iya kalau ada yang nelpon aneh-aneh angkat saja itu saya. Assalamualaikum neng," katanya.

"Siap-siap pak. Walaikumussalam pak," kata Rakhma.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement