Jumat 17 Mar 2023 20:30 WIB

Rasakan Gejala Ekstrem, Selma Blair tak Ingin Terlalu Cemaskan Penyakitnya

Selma Blair menderita multiple sclerosis.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Selma Blair berpose di karpet merah menjelang pelaksanaan Second Annual Academy Museum Gala di Academy Museum, Los Angeles, California, AS, 15 Oktober 2022. Blair menderita multiple sclerosis.
Foto: EPA-EFE/CAROLINE BREHMAN
Selma Blair berpose di karpet merah menjelang pelaksanaan Second Annual Academy Museum Gala di Academy Museum, Los Angeles, California, AS, 15 Oktober 2022. Blair menderita multiple sclerosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Selma Blair tak ingin terlalu mencemaskan kondisi multiple sclerosis yang dideritanya. Padahal, kondisi itu kerap memberikan gejala yang tidak biasa.

"Saya sama sekali tidak hidup dalam ketakutan akan kondisi ini," kata dia kepada Today.

Baca Juga

Blair pertama kali mengumumkan diagnosisnya pada 2018. Penyakit yang dialaminya menyebabkan sistem kekebalan menyerang lapisan pelindung serabut saraf, memengaruhi komunikasi antara otak dan tubuh.

Blair telah dalam remisi sejak 2021, setelah menjalani transplantasi sel punca untuk mengobati kondisi tersebut. Bintang Legally Blonde itu juga berjuang dengan berbagai gejala, termasuk kelelahan, gangguan bicara, dan masalah gerakan, serta keseimbangan. Hingga saat ini, gejala itu masih terus mengganggunya.

"Saya tidak memiliki kelemahan mutlak yang saya miliki untuk waktu yang lama, dan jika saya benar-benar fokus pada sesuatu dan saya bangun, saya dapat memperbaikinya. Tetapi, sering kali, itu membutuhkan banyak energi," kata Blair, dikutip dari Fox News Digital, Jumat (17/3/2023).

Menggambarkan kondisinya, Blair mengaku sering kali harus menyesuaikan saat berjalan atau setiap kali akan berdiri. Dia juga bisa mengalami gejala akibat paparan sinar matahari yang sampai bisa memengaruhi nafsu makannya.

Selain itu, Blair memiliki masalah dengan proprioception. Kondisi tersebut terkait dengan kemampuan tubuh untuk merasakan gerakan, perilaku, dan lokasi, menurut WebMD.

Misalnya, dia kerap tidak menyadari sedang berada di mana ketika merasa kelelahan. Ketika lelah, dia bisa mengalami kejang, dan ucapannya menjadi distonik.

Menurut Mayo Clinic, distonia adalah gangguan gerakan yang menyebabkan otot berkontraksi tanpa sadar. Tetapi Blair juga merasa beruntung ketika mulai menemukan dorongan dan fokus baru sebagai advokat para penyandang disabilitas saat ini.

"Saya benar-benar telah mengubah banyak persepsi saya sendiri tentang disabilitas dan (sekarang menyadari) betapa banyak pahlawan di komunitas disabilitas," kata dia.

Blair juga berpesan agar menjalani hidup layaknya squeaky wheel,  peribahasa untuk orang yang lebih mampu mendapatkan apa yang diinginkan. Ia menyebut sejatinya tidak banyak orang dari kaum penyandang cacat yang cukup beruntung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement