Senin 22 May 2023 21:22 WIB

Sekutu Dekat Khamenei Mundur dari Jabatan di Dewan Keamanan Nasional

Perubahan kepemimpinan di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran tampaknya akan berda

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.
Foto: Luo Xiaoguang/Xinhua via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kantor berita Iran melaporkan sekutu dekat Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, Ali Shamkhani mundur dari jabatannya sebagai sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, lembaga pertahanan tertinggi di Iran. Langkah ini diambil dua bulan setelah Iran membuat kesepakatan dengan Arab Saudi untuk mengakhiri ketegangan politik.

Pada Senin (22/5/2023) salah satu sumber mengatakan perubahan kepemimpinan di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran tampaknya akan berdampak pada kebijakan-kebijakannya. Shamkhani mungkin dipertimbangkan untuk "posisi yang lebih penting" di Iran. Sumber tidak menjelaskannya lebih lanjut.

Baca Juga

Tapi karena pemilihan parlemen yang dijadwalkan bulan Februari, langkah-langkah pejabat tinggi diawasi dengan ketat. Sejumlah pengamat yakin angka partisipasi pemilihan di tengah gejolak politik dan krisis ekonomi, akan rendah.

Kantor berita pemerintah Iran melaporkan komandan Garda Revolusi Ali Akbar Ahmadian akan menggantikan posisi Shamkhani. Ali merupakan Kepala Staf Gabungan Garda Revolusi dan kemudian kepala pusat strategis. Shamkhani dianggap satu-satunya petinggi pertahanan Iran beretnis Arab-Iran di negara mayoritas syiah.

Pada Februari lalu ia menandatangani kesepakatan dengan Arab Saudi yang ditengahi Cina untuk mengakhiri ketegangan politik dua negara. Ia juga aktif di berbagai spektrum politik di Iran selama berpuluh-puluh tahun.

Shamkhani ditunjuk sebagai sekretaris dewan keamanan pada tahun 2013. Sebelumnya ia menjabat sebagai menteri pertahanan presiden Mohammad Khatami selama dua periode dari 1997 sampai 2005. Ia lahir di Provinsi Khuzestan yang kaya minyak pada tahun 1955 dari keluarga minoritas Arab-Iran.

Shamkhani bergabung dengan Garda Revolusi Iran tidak lama setelah terbentuk pada tahun 1979. Ia menjabat sebagai wakil komandan Garda Revolusi dari tahun 1981 sampai

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement