REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Tinggi Teknologi STIKMA International yang berada di Jalan Tumenggung Suryo No. 37, Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur menggelar kuliah untuk mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024. Salah satu tema utama yang dibahas adalah tentang "Mahasiswa, Teknologi dan Peradaban Islam," yang disampaikan oleh Imam Nawawi, M.Pd.I, Sekretaris Perkaderan DPP Hidayatullah.
Ketua STT STIKMA, Dr. Nanang Nurpatria, M.Pd menerangkan bahwa materi tersebut untuk memberikan satu wawasan utuh kepada mahasiswa baru korelasi antara mahasiswa, teknologi dan peradaban Islam.
"Mas Imam, kami minta hadir menjadi pembicara pada momentum penting bagi mahasiswa baru agar mampu membentuk satu pemahaman mendasar perihal tugas penting mahasiswa dalam mempelajari teknologi dan hubungannya dengan peradaban umat manusia. Perjalanan Mas Imam dalam dunia pemikiran cukup memadai untuk membuat mahasiswa lebih siap menimba ilmu secara lebih serius," tuturnya dalam siaran persnya, Sabtu (16/9/2023).
Sejak awal pemaparan, Imam meminta mahasiswa melakukan pemikiran reflektif, perihal mengapa harus kuliah di jurusan teknologi.
"Apa yang membuat Anda semua hadir di dalam perkuliahan teknologi di kampus ini. Jika karena kesadaran Anda beruntung. Jika belum, mari tumbuhkan kesadaran. Karena teknologi dalam satu babak sejarah kehidupan umat manusia mampu melahirkan perubahan besar, yakni sejak ditemukannya astrolabe, kompas dan mesin uap. Dan, menariknya, kontribusi saintis Muslim terhadap teknologi dunia sangat signifikan," tutur pria jebolan Pascasarjana Ibn Khaldun Bogor itu.
"Ketika kita memahami hal itu, maka saat kita bertekad menjadi mahasiswa yang rajin, disiplin dan penuh motivasi dalam belajar akan semakin meningkat produktivitas diri dengan rasa bangga yang luar biasa kepada kampus," imbuhnya.
Selanjutnya, Mas Imam mendorong mahasiswa untuk punya tekad menelusuri literatur tentang teknologi dalam Islam. Sebab penemu astrolabe ternyata seorang saintis Muslim, namana Mariam Al-Astrulabi. Penyempurna kompas juga seorang Muslim, Ibn Majid.
"Sejak itu kompas memudahkan perjalanan manusia mengarungi lautan. Karena kompas bisa menjadi penunjuk arah utara dan selatan saat berada di lautan."
Teknologi hari ini harus didesain menjadi kebaikan di masa mendatang. "Teknologi yang tidak sekadar ramah lingkungan tetapi juga memanusiakan manusia," tutupnya.