Senin 25 Sep 2023 11:23 WIB

Di Hadapan Dai Rantau Minang, KH Bachtiar Nasir Imbau Lanjutkan Dakwah Wasathiyah Ulama

KH Bachtiar Nasir jelaskan ulama dahulu perjuangkan dakwah pendidikan Islam.

KH Bachtiar Nasir menghadiri Munas Dai Rantau Minang.
Foto: UBN
KH Bachtiar Nasir menghadiri Munas Dai Rantau Minang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pimpinan Perkumpulan AQL KH Bachtiar Nasir menghadiri Munas ke 1 Dai Rantau Minang (Daram) di Hotel Balairung Jakarta, Ahad (24/9/2023).

Selain KH Bachtiar Nasir, Munas Daram juga dihadiri oleh Mahyeldi Ansharullah (Gubernur Sumatera Barat), Buya Anwar Abbas (Ketua PP Muhammadiyah), Buya Amirsyah Tambunan (Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia), Fasli Jalal (Rektor Universitas Yarsi), dan tokoh/dai rantau Minang lainnya.

Baca Juga

Pada kesempatan ini, UBN sapaan akrab KH Bachtiar Nasir menyampaikan beberapa pesan dan harapan kepada Dai Rantau Minang. UBN berharap agar Daram menjadi suluh untuk masyarakat Minang maupun Indonesia.

Daram diharapkan UBN dapat melanjutkan perjuangan dai dan ulama Minang terdahulu dalam berdakwah dan membangun pendidikan Islam.

"Saya juga berharap agar Daram melanjutkan perjuangan para dai pendahulunya, yang bukan hanya mampu membangun dakwah dan lembaga pendidikan di Sumbar, tetapi mereka juga bahkan menjadi syaikh pengajar di Masjidil Haram," ungkap UBN yang juga salah satu Dewan Penasehat Daram.

UBN menyebut Syaikh Muhammad Djamil Djambek dan Syaikh Yasin Al Fadani sebagai dai asal Minang yang terkenal di Arab Saudi pada masanya.

Begitu juga Daram harus menjadi penerus ulama Minang terdahulu yang mampu membangun lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berkualitas. 

"Para pendahulunya telah menjadi teladan baik. Lembaga-lembaga pendidikan yang mereka pimpin, mereka bangun menjadi model pendidikan modern di Jawa pada masanya," kata UBN.

Kemudian, Daram bisa mengikuti jejak Buya Hamka dan M. Natsir yang telah berkontribusi membangun umat dan bangsa Indonesia.

"Sebagaimana pejuang pejuang politik mereka seperti M Natsir dan Buya Hamka, mereka adalah dai-dai rantau Minang yang melahirkan dan membangun Indonesia," ujar UBN. 

Mereka, lanjut UBN, juga berkiprah di bidang politik dan dakwah dan telah melahirkan karya-karya spektakuler. 

"Nah ini harapan dan pesan saya kepada Dai Rantau Minang. Selain itu, senantiasa merekatkan persatuan dan menjadi perekat umat agar senantiasa berada di jalur yang Allah ridai," pungkas UBN

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement