Jumat 29 Sep 2023 05:35 WIB

Ilmuwan Jepang Temukan Kandungan Mikroplastik di Awan

Mikroplastik di awan diyakini mempengaruhi iklim

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Tim ilmuwan di Jepang menemukan kandungan mikroplastik di awan.
Foto: japan-guide.com
Tim ilmuwan di Jepang menemukan kandungan mikroplastik di awan.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Tim ilmuwan di Jepang menemukan kandungan mikroplastik di awan. Mereka meyakini mikroplastik tersebut mempengaruhi iklim, tapi dengan cara yang belum dipahami sepenuhnya.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Chemistry Letters, para ilmuwan di Jepang mendaki Gunung Fuji dan Gunung Oyama untuk mengumpulkan air dari kabut yang menyelimuti puncaknya. Mereka kemudian menerapkan teknik pencitraan canggih pada sampel untuk menentukan sifat fisik dan kimianya.

Tim ilmuwan tersebut mengidentifikasi sembilan jenis polimer dan satu jenis karet dalam mikroplastik di udara dengan ukuran mulai dari 7,1 hingga 94,6 mikrometer. Setiap liter air awan mengandung antara 6,7 hingga 13,9 potong plastik. Terlebih lagi, banyaknya polimer “hidrofilik” menunjukkan bahwa partikel tersebut memainkan peran penting dalam pembentukan awan yang cepat dan juga sistem iklim.

“Jika isu ‘polusi udara plastik’ tidak ditangani secara proaktif, perubahan iklim dan risiko ekologi dapat menjadi kenyataan, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius dan tidak dapat diubah di masa depan,” kata Hiroshi Okochi dari Universitas Waseda, peneliti utama dalam penelitian tersebut, Rabu (27/9/2023), dikutip laman Channel News Asia.

Dia menjelaskan, ketika mikroplastik mencapai lapisan atas atmosfer kemudian terpapar radiasi ultraviolet dari sinar matahari, ia akan terurai dan berkontribusi terhadap gas rumah kaca. Namun mekanisme pengangkutannya masih belum jelas, dan penelitian mengenai pengangkutan mikroplastik melalui udara masih terbatas. “Sepengetahuan kami, ini adalah laporan pertama tentang mikroplastik di udara dalam air awan,” kata Okochi dan para mitra penelitinya dalam hasil penelitiannya.

Mikroplastik yang didefinisikan sebagai partikel plastik di bawah 5 milimeter  berasal dari limbah industri, tekstil, ban mobil sintetis, produk perawatan pribadi, dan banyak lagi. Fragmen-fragmen kecil ini ditemukan di dalam tubuh ikan di dasar laut terdalam yang menutupi es Laut Arktik dan menyelimuti salju di pegunungan Pyrenees antara Prancis dan Spanyol.

Selain merusak lingkungan, sudah banyak penelitian yang menghubungkan mikroplastik dengan berbagai dampak kesehatan, seperti jantung, paru-paru, dan kanker.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement