REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) berangkat ke dua kota di Tanah Suci, Mekkah dan Madinah mewakili bangsa Indonesia dengan kuota resmi yang dimiliki pemerintah Indonesia. Karena itu, petugas haji harus siap mewakafkan diri untuk melayani jamaah haji, terutama jamaah haji lansia.
"Nah ini kesempatan luar biasa, peluang luar biasa, ini privilege keistimewaan luar biasa. Oleh karena itu, ketika petugas ini ditugaskan untuk memberikan layanan, ya kita harus total di situ," kata Stafsus Menteri Agama Ishfah Abidal Aziz saat memberikan arahan dalam kegiatan Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (21/3/2024) malam.
Pria yang akrab disapa Gus Alex itu meminta semua petugas haji mewakafkan seluruh potensi, kemampuan, dan energi yang dimiliki untuk memberikan layanan kepada jamaah haji Indonesia.
"Tentu pada saatnya ketika puncak haji, petugas tetap bisa melaksanakan (ibadah haji). Tetapi tugas layanan harus tetap menjadi prioritas, itu yang penting," ucap Gus Alex
Ia mengingatkan, petugas haji yang pergi ke Arab Saudi menggunakan kuota resmi dan membawa nama bangsa Indonesia. "Kita itu atas namanya bangsa Indonesia. Karena itu, bagaimana keistimewaan yang kita miliki, peluang yang diperoleh oleh petugas ini, dapat benar-benar dimanfaatkan, benar-benar untuk memberikan layanan," ujar dia.
"Di situlah maksud saya, bagaimana kemudian kita itu mewakafkan diri kita untuk memberikan layanan itu di situ. Karena ada hal yang luar biasa yang kita peroleh."
Karena itu, Gus Alex menekankan kepada seluruh petugas untuk membangun prinsip awal. "Niat awal itu kita berangkat beribadah. Nah beribadahnya petugas itu adalah memberikan layanan kepada jemaah Indonesia," ucap dia.