Ahad 21 Apr 2024 18:21 WIB

Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Percaya Putusan MK Adil, Kecuali Etnis Minang

Sebanyak 71,8 persen responden percaya kepada Mahkamah Konstitusi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tiga kanan) besama hakim konstitusi lainnya memimpin sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 dengan pemohon pasangan no urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (2/4/2024). Agenda sidang lanjutan tersebut yaitu Pembuktian Pemohon (Mendengarkan keterangan ahli dan saksi Pemohon serta Pengesahan alat bukti tambahan Pemohon). Tim Hukum Ganjar-Mahfud menghadirkan 9 ahli dan 10 saksi dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) tersebut.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tiga kanan) besama hakim konstitusi lainnya memimpin sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 dengan pemohon pasangan no urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (2/4/2024). Agenda sidang lanjutan tersebut yaitu Pembuktian Pemohon (Mendengarkan keterangan ahli dan saksi Pemohon serta Pengesahan alat bukti tambahan Pemohon). Tim Hukum Ganjar-Mahfud menghadirkan 9 ahli dan 10 saksi dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Indikator Politik Indonesia melakukan survei terkait tingkat kepercayaan masyarakat terhadap putusan Mahkamah Konstitusi dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) 2024. Dari hasil survei tersebut ditemukan sebanyak 71,8 persen responden percaya Mahkamah Konstitusi akan mengeluaran putusan yang adil.

Hanya 21,2 persen responden saja yang menyatakan tidak percaya terhadap putusan MK. Berdasarkan pola demografi secara umum di semua kategori juga menunjukkan hasil yang sama yakni percaya terhadap kemampuan MK memutuskan secara adil, kecuali etnis Minang.

Baca Juga

“Pola berdasarkan demografi secara umum semua kategori demografi cenderung percaya terhadap kemampuan MK mengeluarkan keputusan yang adil kecuali untuk kategori etnis adalah warga Minang,” kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparan rilis survei nasional bertema ‘Persepsi Pubik atas Penegakan Hukum, Sengketa Pilpres di MK, dan Isu-Isu Terkini Pasca-Pilpres’, Ahad (21/4/2024).

Selain itu, dari hasil survei ini juga ditemukan mayoritas konstituen Ganjar Pranowo juga percaya terhadap kemampuan MK, yakni sebesar 70,8 persen.

“Apakah ini wishful thinking atau ekspektasi yang lahir dari hati yang terdalam. Tetapi kalau kita lihat dari data ini pendukung dari Mas Ganjar Mahfud MD tingkat kepercayaannya lebih tinggi,” ujar Burhanuddin.

Begitu juga dengan tingkat kepercayaan pendukung Prabowo-Gibran terhadap kemampuan MK dalam memutuskan secara adil, yang sebanyak 77,2 persen. Meski demikian, tingkat kepercayaan para pendukung Prabowo ini tidak setinggi terhadap keputusan KPU, yang mencapai 90 persen. Menurut Burhanuddin, para pendukung Prabowo tersebut masih berharap cemas terhadap hasil putusan MK.

“Karena pendukung Pak Prabowo ini masih harap-harap cemas. Kalau putusan KPU kan jelas mengatakan Prabowo menang. Sementara kalau soal MK kan belum tahu, mungkin mereka masih wait and see,” kata dia.

Sedangkan tingkat kepercayaaan para pendukung Anies Baswedan terhadap kemampuan MK dalam mengeluarkan putusan yang adil, masih rendah. Lebih lanjut, berdasarkan basis pemilih partai, survei Indikator juga menemukkan mayoritas basis Partai Nasdem dan PKS tak percaya terhadap kemampuan MK.

“Yang menarik PDIP dan PKB karena kedua partai ini tidak mendukung Pak Prabowo, tetapi basis konstituennya cenderung percaya MK akan mengambil keputusan adil,” ujarnya.

Survei ini dilakukan pada periode 4-5 April 2024 melalui telepon. Dalam survei ini, margin of error diperkirakan sekitar 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen, dan menggunakan asumsi simple random sampling. Sampel dipilih melalui metode random digit dialing sebanyak 1201 responden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement