Oleh Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika.co.id, dari Madinah Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH – Jamaah haji Indonesia yang masih membutuhkan perawatan tetap bertahan di Madinah.
Menurut Kepala Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi, pendorongan ke Makkah dilakukan menunggu kondisi jamaah hingga stabil.
"Kami sedang mendata berapa jamaah yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia dan rumah sakit di Arab Saudi," ujar Ali saat ditemui di Madinah.
Ali menjelaskan, ada sejumlah skema yang disiapkan agar seluruh peserta calon haji bisa diberangkatkan ke Makkah. Tujuannya agar jamaah haji bisa mengikuti semua rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Skema pertama, kata Ali, jamaah yang kondisinya membaik sebelum 7 Juni, atau tiga hari jelang ditutupnya gerbang masuk Kota Makkah, akan diantarkan petugas KKHI ke Makkah. Sebelum berangkat jamaah tersebut akan difasilitasi untuk mengambil miqat dan berihram. "Oleh pembimbing ibadah dari PPIH," kata dia.
Skema kedua, PPIH Arab Saudi menyiapkan pengantaran jamaah di rumah sakit yang kondisinya masih belum memungkinkan. Jamaah akan diberangkatkan menggunakan ambulans khusus menuju rumah sakit di Makkah.
Jamaah yang dirawat di rumah sakit akan dilihat kondisinya terlebih dahulu sebelum puncak haji. jika tidak memungkinkan, jamaah akan diikutkan safari wukuf yang difasilitasi petugas haji. "Sebaliknya, jika sembuh, mereka bisa bergabung dengan rombongan," kata Ali.
Seluruh jamaah haji gelombang pertama yang tiba di Madinah sudah diberangkatkan ke Makkah sejak 20 Mei sampai 1 Juni 2024. Mereka difasilitasi melaksanakan umroh wajib dengan memakai ihram dari hotel dan mengambil miqat di Masjid Bir Ali.
Rombongan gelombang terakhir jamaah calon haji yang berada di Madinah, sudah diberangkatkan menuju Makkah. Total ada 4.743 jamaah terpecah dalam 12 kloter.