REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu per satu saksi kasus tewasnya Vina dan Eky buka suara. Terakhir adalah Suroto, pria yang mengaku ikut pertama kali mengevakuasi Vina dan Eky.
Suroto pun masih ingat bagaimana kondisi terakhir Vina Bersama Eky saat ditemukan tergeletak di Jembatan Flyover Talun di Cirebon pada 2016. Suroto melihat Vina masih hidup meski sudah tidak berdaya. Korban juga terdengar merintih meminta tolong.
"Dia minta tolong, tolong, tolong. Saya bilang, iya De, sabar ya, mobilnya lagi meluncur ke sini. Nanti dibawa ke rumah sakit. Iya, tolong tolong. Gak lama kemudian mobil datang, baru kita evakuasi ke RS Gunung Jati,’’ ujar Suroto.
Suroto dan dua orang anggota polisi lantas mengangkat korban ke mobil untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit.
Kondisi Eky dan Vina saat itu dalam kondisi luka parah. Sekujur tubuh mereka dipenuhi luka. Bahkan, wajah Eky dan Vina dipenuhi luka lebam. Eky, kata Suroto sudah tidak dapat diselamatkan. Ia mencoba berkomunikasi, tapi tak ada respons.
"Kondisi dua-duanya parah, banyak luka. Mukanya udah hancur, dalam arti lebam semua, udah gak kelihatan muka, udah penuh luka semua,’’ kata Suroto.
Suroto menambahkan, kedua korban pun mengeluarkan banyak darah. Bahkan, darah mereka mengalir ke jalan raya yang menurun karena terbawa aliran air hujan gerimis.
Tak hanya dipenuhi luka, Suroto mengatakan, pakaian Vina juga sudah dalam kondisi yang tidak semestinya.
"Saya datang ke situ, roknya nyilak, kemaluannya kelihatan. Celana dalamnya tidak sesuai yang kita pakai umumnya, melorot di paha. Terus celana itu saya naikin, tapi gak pas. Terus langsung saya tutupin lagi pakai jaket,’’ ucap Suroto.
Saat itu, Suroto hanya mengetahui bahwa keduanya merupakan korban kecelakaan. Namun, dalam hati kecilnya dia juga heran melihat banyaknya luka di tubuh korban.
Apalagi, sepeda motor milik korban dalam keadaan utuh. Di lokasi pun tidak ditemukan bekas serpihan sepeda motor seperti umumnya kendaraan yang baru saja mengalami kecelakaan.
"Abis nganterin korban ke RS Gunung Jati, saya pulang ke rumah dan cerita ke istri. Saya bilang, Mah, jatuh kayak gitu, motor tidak apa-apa, tapi (korban) banyak luka. Itu mukanya gak laki, gak perempuan, itu lebam semua kayak abis disiksa, dipukul gitu. Banyak luka,’’ kenang Suroto.
Seperti diketahui, Vina dan Eky awalnya disebut sebagai korban kecelakaan lalu lintas. Namun, penyebab sebenarnya baru terungkap saat Linda teman Vina, disebut kerasukan arwah Vina dan menceritakan kejadian yang dialaminya itu.
Tujuh pelaku pembunuh Vina telah dijatuhkan vonis bersalah. Sementara satu orang yang diduga pelaku pembunuhan Pegi Setiawan belum lama ditangkap polisi.
Hanya saja penangkapan Pegi kontroversial. Sejumlah saksi menilai Pegi tak ada di Bandung saat pembunuhan. Sementara kejadian tersebut terjadi di Bandung.
Audit investigas
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) merekomendasikan agar Polri melakukan audit investigasi terhadap proses penyidikan kasus pembunuhan Vina dan Muhammad Rizky atau Eky di Cirebon.
"Terkait penanganan kasus ini, Kompolnas selain mengawasi, juga supervisi ke Polda Jawa Barat, termasuk di antaranya melakukan klarifikasi dan kunjungan kerja, serta merekomendasikan audit investigasi kepada proses lidik sidik kasus ini," kata Anggota Kompolnas dari unsur masyarakat Poengky Indarti saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.