“Ini hanya memberi Anda gambaran tentang kebijakan Benjamin Netanyahu dalam perang ini, dan tentara di lapangan mengatakan hal itu sebenarnya tidak realistis,” katanya.
Kantor Netanyahu menanggapi dengan mengatakan bahwa kabinet keamanan, yang diketuai oleh perdana menteri, telah menetapkan tujuan untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas sebagai salah satu tujuan perang. Militer Israel, tentu saja, berkomitmen terhadap hal ini.
Israel terus menggempur
Sementara itu, pasukan Israel terus menggempur Rafah dan daerah lain di Jalur Gaza. Mereka terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan pejuang yang dipimpin oleh kelompok Islam Palestina Hamas.
Warga mengatakan Israel berupaya untuk menuntaskan misi merebut Rafah, kota di tepi selatan wilayah kantong yang telah menjadi fokus serangan Israel sejak awal Mei.
Tank-tank Israel menerobos masuk ke bagian barat dan utara kota, setelah menguasai bagian timur, selatan dan tengah. Pasukan Israel melepaskan tembakan dari pesawat, tank, dan kapal di lepas pantai.
Kondisi itu memaksa gelombang pengungsian baru keluar dari kota tersebut, yang telah menampung lebih dari satu juta pengungsi Palestina, yang sebagian besar terpaksa mengungsi lagi.
Seperti dikutip dari laman Arab News pada Jumat (21/6/2024), militer Israel mengatakan pada Jumat bahwa pasukannya melakukan tindakan tepat dan berbasis intelijen di wilayah Rafah, di mana pasukan terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan menemukan terowongan yang digunakan oleh militan. Ia juga melaporkan tindakan di tempat lain di daerah kantong tersebut.