Selasa 02 Jul 2024 06:43 WIB

Di Tengah Perang di Gaza, 900 Perwira Israel Minta Diberhentikan

Sejumlah tentara cadangan Israel juga enggan kembali berperang di Gaza.

Red: Fitriyan Zamzami
Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.
Foto:

Konfrontasi di front selatan dan utara memberikan beban berat pada beberapa formasi dan unit pasukan pendudukan Israel, juga menewaskan banyak perwira tinggi dan menengah. Invasi ke Gaza menyebabkan jumlah total kematian tentara Israel menjadi 670 orang dan melukai ribuan lainnya.

Dampak perang tidak hanya berdampak pada militer Israel tetapi juga merugikan sektor-sektor utama perekonomian Israel. Mobilisasi pasukan cadangan berdampak buruk pada ketersediaan tenaga kerja Israel, sektor ekonomi produktif, dan sektor pariwisata. 

Merujuk Almayadeen, dihadapkan pada salah satu guncangan dan rasa malu terbesar akibat serangan dari Gaza pada 7 Oktober, Israel telah mengesampingkan semuanya dan fokus pada mobilisasi militer. MEreka berharap memulihkan reputasinya sebagai kekuatan penjajah yang tangguh di Asia Barat dan keamanan yang kini tidak dimiliki oleh para pemukimnya. 

Jika ancaman untuk melancarkan agresi besar-besaran terhadap Lebanon benar-benar terwujud, maka tekanan terhadap formasi militer Israel mungkin akan mencapai titik puncaknya. Tuntutan peningkatan jumlah rekrutmen terjadi meskipun faktanya militer Israel telah memobilisasi ratusan ribu tentara cadangan untuk bertugas, yang menunjukkan tingkat kerusakan yang ditimbulkan pada militer.

Lembaga Penyiaran Israel sebelumnya juga mengutip menteri pertahanan, Yoav Gallant yang mengatakan tentara Israel membutuhkan 10 ribu tentara tambahan segera. Gallant mengatakan kepada komite urusan luar negeri dan pertahanan bahwa 4.800 orang yang dibutuhkan dapat direkrut dari komunitas Yahudi ortodoks Haredi. Mereka merupakan 13 persen dari total penduduk Israel.

photo
Polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan pria Yahudi ultra-Ortodoks yang memblokir jalan saat protes terhadap perekrutan tentara di Yerusalem, Ahad, 30 Juni 2024. - (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Mahkamah Agung Israel bulan lalu memutuskan bahwa kelompok harus direkrut masuk ke dalam dinas militer. Ini menguatkan keputusan sementara pada Mei yang mengatakan bahwa negara tidak memiliki wewenang untuk memberikan pengecualian kepada pria Haredi.

Wajib militer bagi warga negara Yahudi adalah bagian dari kewajiban nasional Israel. Namun kompromi yang sudah berlangsung lama hingga saat ini mengecualikan pria Haredi atau Ultra Ortodoks untuk terlibat dalam militer. Heredi dapat melanjutkan studi penuh waktu terhadap teks-teks agama yang didanai oleh tunjangan pemerintah.

Ribuan demonstran ultra-Ortodoks melakukan aksi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan sejak Ahad di Yerusalem. Mereka menentang wajib militer terhadap kelompok pelajar keagamaan Haredi yeshiva ke dalam militer tersebut.

Dalam sebulan 26 tentara IDF tewas... baca halaman selanjutnya

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement