Senin 15 Jul 2024 09:42 WIB

PBB dan ICJ Saja Diabaikan, Intelektual Nahdliyin 'PD' Minta Israel Hentikan Genosida?

Kunjungan lima intelektual muda Nahdliyin menghadap Presiden Israel tuai sorotan.

Sejumlah tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan lima orang intelektual muda Nahdliyin ke Israel menuai sorotan publik Indonesia. Mereka diketahui menghadap Presiden Israel, Isaac Herzog, seperti terdokumentasi dalam foto yang diterima Republika, kemarin.

Tidak diketahui persis, kapan kunjungan lima orang muda Nahdliyin ini. Namun, berdasar informasi yang diperoleh Republika, mereka berada di Israel selama pekan lalu. Artinya, selagi tentara militer zionis (IDF) aktif membombardir Jalur Gaza, orang-orang Indonesia tersebut sedang beramah tamah dengan Isaac Herzog dan jajaran.

Baca Juga

BACA JUGA: Genosida Gaza Masih Terjadi, 5 Intelektual Nahdliyin Ini Malah Menghadap Presiden Israel

Republika pada Ahad (14/7/2024) berupaya menghubungi seorang dari kelima Nahdliyin itu, yakni Gus Syukron Makmun. Namun, ia enggan berkomentar lebih lanjut tentang kunjungannya dan kawan-kawan ke Israel.

Selain Gus Syukron, tampak dalam foto itu sejumlah intelektual muda, yakni Dr Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Melalui akun media sosialnya, @zenmaarif, Dr Zainul Maarif mengungkapkan kesannya mengunjungi Israel dan bertemu langsung dengan presiden entitas zionis tersebut. Itu melalui tulisan singkatnya yang diberi judul, "BERBINCANG LANGSUNG DENGAN PRESIDEN ISRAEL."

"Saya bukan demonstran, melainkan filsuf agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan," tulis akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Jakarta, itu dalam akun medsos @zenmaarif.

photo
 

Baca halaman selanjutnya...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement