Kamis 25 Jul 2024 16:06 WIB

Jangan Setetespun, Penelitian Terbaru Konfirmasi Ajaran Islam Soal Alkohol

Penelitian bahwa minuman beralkohol dalam jumlah kecil bermanfaat ternyata keliru.

Red: Fitriyan Zamzami
Foto ilustrasi minuman mengandung alkohol terlihat di Jakarta, Ahad (4/6/2023).
Foto:

Banyak penelitian tentang dampak alkohol terhadap kesehatan menunjukkan efek kurva J, yang mana tingkat kematian paling rendah terjadi pada mereka yang minum sedikit alkohol. Ketika tim Kanada menggabungkan data dari penelitian dalam analisis mereka, ditemukan bahwa peminum ringan hingga sedang – yaitu mereka yang minum antara satu gelas seminggu dan dua kali sehari – memiliki risiko kematian 14 persen lebih rendah selama periode penelitian dibandingkan dengan mereka yang tidak minum alkohol.

Namun manfaat nyata tersebut menguap jika diamati lebih dekat. Dalam penelitian dengan kualitas terbaik, yang melibatkan orang-orang muda dan memastikan bahwa mantan peminum dan sesekali tidak dianggap sebagai orang yang tidak minum alkohol, tidak ada bukti bahwa peminum ringan hingga sedang hidup lebih lama. Hal ini hanya terlihat pada penelitian lemah yang gagal memisahkan mantan peminum dan peminum alkohol seumur hidup.

“Asumsi soal manfaat kesehatan dari alkohol telah dilebih-lebihkan, sementara dampak buruknya telah diremehkan dalam sebagian besar penelitian sebelumnya,” kata Stockwell.

“Studi yang paling bias mencakup banyak orang yang berhenti atau mengurangi kebiasaan minum alkohol karena alasan kesehatan pada kelompok pembanding sehingga membuat orang yang cukup sehat untuk terus minum alkohol tampak lebih sehat,” tambahnya.

photo
Polisi memeriksa isi kardus minuman keras (miras) untuk kemudian disita, usai melakukan penggerebekan di gudang penyimpanan miras di Baturraden, Banyumas, Jateng, Selasa (25/10/2022). - (ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA)

Mantan kepala petugas medis Inggris, Dame Sally Davies, mengatakan tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang aman. Sebuah penelitian besar yang diterbitkan pada 2018 mendukung pandangan tersebut. Ditemukan bahwa alkohol menyebabkan 2,8 juta kematian pada 2016 dan merupakan faktor risiko utama kematian dini dan kecacatan pada kelompok usia 15 hingga 49 tahun. Di antara mereka yang berusia di atas 50 tahun, sekitar 27 persen kematian akibat kanker global pada wanita dan 19 persen pada pria disebabkan oleh kebiasaan minum mereka.

Tahun lalu, sebuah penelitian besar terhadap lebih dari setengah juta pria Cina mengaitkan alkohol dengan lebih dari 60 penyakit, termasuk sirosis hati, stroke, beberapa jenis kanker pencernaan, asam urat, katarak, dan tukak lambung.

“Studi tentang alkohol dan kesehatan dapat menimbulkan bias, meskipun dilakukan dengan baik,” kata Dr Iona Millwood dari Universitas Oxford, salah satu penulis studi terhadap pria Cina. “Kami melihat semakin banyak bukti bahwa dampak positif minum alkohol dalam jumlah sedang terhadap kesehatan sepertinya tidak bersifat sebab-akibat.”

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement