Kamis 01 Aug 2024 11:28 WIB

Syahidnya Abu Ubaidah

Sebelum syahid, Abu Ubaidah nyatakan tidak mau meninggalkan pasukannya.

Red: Hasanul Rizqa
Masjid Abu Ubaidah.
Foto:

Saat keduanya sedang beradu argumen, datanglah Abdurrahman bin Auf. Ia lantas mengingatkan kepada mereka berdua ihwal sabda Rasulullah SAW: “Jika ada wabah di suatu kota, janganlah kalian masuk. Kalau kalian sedang ada di dalamnya, janganlah kalian lari keluar.”

Mendengar nasihat itu, Umar semakin merasa yakin. Ia dan para pengikutnya lantas beranjak pulang.

Adapun Abu Ubaidah tetap dalam ijtihadnya, yakni meneruskan perjalanan ke Sam. Sebab, ia ingin mendampingi seluruh pasukannya yang masih bertahan di sana.

Sesampainya di Madinah, berhari-hari lamanya Umar memikirkan keadaan rakyat--termasuk Abu Ubaidah--di Syam. Dalam benaknya, Abu Ubaidah-lah yang pantas menggantikannya kelaksebagai amirul mukminin.

Al-Faruq kemudian bersurat kepada Abu Ubaidah. Isinya mengajak yang bersangkutan agar segera menemuinya di Madinah.

Membaca surat itu, Abu Ubaidah sudah dapat menangkap maksud implisit Khalifah Umar. Sang khalifah hendak membebaskannya dari wabah.

Ia pun menulis surat balasan, “Saya sudah tahu tujuan Anda kepada saya. Saya berada di tengah-tengah pasukan Muslimin. Saya tidak ingin menjauhi mereka dan berpisah dengan mereka sampai nanti Allah menentukan keputusan-Nya untuk saya dan untuk mereka. Lepaskanlah saya dari kehendak Anda, wahai Amirul mukminin, dan biarkanlah saya bersama dengan prajurit saya.”

Ketika surat itu sampai di Madinah, Umar membacanya sambil menitikkan air mata.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement