REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Nabi Muhammad SAW duduk bersama para sahabatnya, datanglah seorang pendeta Yahudi. Rabi bernama Zaid bin Sa’nah ini masuk menerobos saf, lalu menarik kerah baju Rasulullah SAW dengan keras seraya berkata kasar. "Bayar utangmu, wahai Muhammad, sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang-orang yang selalu mengulur-ulur pembayaran utang!" katanya.
Umar bin Khattab RA langsung berdiri dan menghunus pedangnya. Wahai Rasulullah, izinkan aku menebas batang lehernya. Rasulullah SAW berkata, "Bukan berperilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini membutuhkan perilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar menagih utang dengan sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar utang dengan baik."
Tiba-tiba, si pendeta Yahudi berkata, "Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, aku datang kepadamu bukan untuk menagih utang. Aku datang sengaja untuk menguji akhlakmu."
"Aku telah membaca sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat. Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu, kecuali satu yang belum aku coba, yaitu sikap lembut saat marah. Dan aku baru membuktikannya sekarang," katanya lagi.