Senin 05 Aug 2024 08:15 WIB

Ukraina Tenggelamkan Kapal Selam Rusia

Pasukan Ukraina menyerang lapangan terbang Morozovsk di wilayah Rostov

Kapal selam Rusia (ilustrasi)
Foto: AP/AP
Kapal selam Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina telah menenggelamkan kapal selam Rusia dan menyerang lapangan terbang Rusia dalam 24 jam terakhir. Hal ini sejalan dengan meningkatnya serangan jarak jauh terhadap sasaran Rusia.

"Ukraina menyerang kapal selam kelas Kilo Rusia dan kompleks rudal anti pesawat S-400 di semenanjung Krimea yang diduduki Moskow," menurut pernyataan dari Staf Umum pada hari Sabtu. 

Baca Juga

Sementara menurut pejabat Rusia, drone Ukraina juga menghantam sebuah gedung apartemen, menewaskan satu orang.

Peningkatan serangan sejak Juli terjadi ketika Ukraina mulai meningkatkan tekanan pada sekutunya agar mengizinkan negara itu menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang sasaran di Rusia. Sekutu Barat, khususnya AS, sejauh ini menolak, karena khawatir akan terjadi eskalasi besar-besaran dari Moskow.

 

Menurut laporan, Moskow membuat sistem pertahanan udara untuk melindungi Jembatan Selat Kerch, pusat logistik dan transportasi penting yang memasok pasukan Rusia.

Namun unit pasukan rudal, serta Angkatan Laut Ukraina, merusak empat peluncur sistem pertahanan udara Triumph. Di pelabuhan Sevastopol, “Rostov-on-Don” — kapal selam armada Laut Hitam Rusia — diserang dan ditenggelamkan. .

Staf Umum juga mengkonfirmasi bahwa pasukan Ukraina menyerang lapangan terbang Morozovsk di wilayah Rostov setelah meluncurkan serangan drone besar-besaran ke Rusia.

Serangan dicatat di gudang amunisi, tempat penyimpanan bom udara berpemandu. Operasi tersebut dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina, Direktorat Utama Intelijen dan Kementerian Pertahanan, kata pernyataan itu.

Sementara itu, Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan bahwa seorang wanita tewas dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina di sebuah gedung apartemen di kota Shebekino pada Ahad pagi. "Drone Ukraina juga merusak beberapa bangunan lain di kota itu," katanya.

Gladkov mengatakan delapan warga sipil terluka di wilayah tersebut akibat penembakan Ukraina dan puluhan serangan pesawat tak berawak sejak hari sebelumnya.

Dalam kurun waktu satu bulan, Rusia juga telah mengalami lonjakan serangan drone dan serangan jarak jauh Ukraina, yang menargetkan infrastruktur militer Rusia, termasuk lapangan terbang dan depot minyak. Para analis mengatakan intensifikasi seperti itu diperlukan jika Ukraina ingin menurunkan kemampuan Rusia.

Tawanan perang Ukraina

Dalam perkembangan lainnya, Ombudsman hak asasi manusia Ukraina, Dmytro Lubinets, telah mengajukan banding kepada Komite Internasional Palang Merah dan PBB untuk menyelidiki foto yang diduga memperlihatkan tubuh tawanan perang Ukraina yang disiksa dan dieksekusi oleh pasukan Rusia. Dia juga meminta pihak berwenang Ukraina untuk memverifikasi identitas almarhum.

Foto yang beredar di media sosial itu memperlihatkan tubuh seseorang tanpa kepala dan anggota badan. Associated Press tidak dapat memverifikasinya.

“Ini bukan hanya pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa mengenai Perlakuan terhadap Tawanan Perang, ini adalah perilaku monster,” kata Lubinets dalam pernyataan di Telegram.

“Kami mengetahui laporan terbaru secara online dan di media. Kami menanggapi laporan ini dengan sangat serius. Cara kami bekerja adalah memberikan tanggapan melalui otoritas terkait secara langsung dan rahasia,” Pat Griffiths, Juru Bicara ICRC di Ukraina, mengatakan kepada Associated Press pada hari Minggu ketika ditanya tentang permintaan Lubinet.

“Secara umum, hukum konflik bersenjata sudah jelas. Tawanan perang harus diperlakukan secara manusiawi setiap saat,” katanya menembahkan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement