Senin 30 Sep 2024 21:08 WIB

Dampak Boikot di Indonesia Mereda, BKSP Terus Serukan Perluasan BDS

Budihardjo menyampaikan aksi boikot relatif lebih mereda belakangan ini.

Rep: M Nursyamsi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) harus belajar dari kasus penolakan paspor Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditolak di Jerman hanya karena mengenai pencetakan blanko spesimen tanda tangan.
Foto:

Selain boikot, Sukamta menyatakan terdapat dua langkah lain yang dapat memberi tekanan kepada Israel. Langkah dimaksud adalah negara-negara di kawasan Timur Tengah harus bersatu dalam memberikan dukungan kepada Palestina dan Lebanon.

“Sikap ini salah satunya diwujudkan dengan segera memutus hubungan diplomatik dengan Israel,” kata dia.

Langkah lebih lanjut, di lingkup organisasi dan lembaga internasional, secara khusus PBB dan DK PBB, perlu segera mengesahkan keanggotaan penuh Palestina, karena itu perluasan pengakuan negara-negara dunia atas kedaulatan Palestina perlu diintensifkan.

photo
Asap mengepul akibat serangan udara Israel di desa-desa di distrik Nabatiyeh, terlihat dari kota selatan Marjayoun, Lebanon, Senin, 23 September 2024. - (AP Photo/Hussein Malla)

Sukamta mengatakan bahwa serangan Israel ke wilayah Lebanon hingga Senin, sebagaimana dilansir oleh Kementerian Kesehatan Lebanon, telah menewaskan 1.640 orang dan melukai 8.408 orang. Serangan Israel ke wilayah selatan Lebanon juga telah memaksa lebih dari 1 juta orang mengungsi.

Sukamta mengatakan serangan Israel selama ini selalu menargetkan sipil, bangunan permukiman, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Sebagaimana di Gaza, lanjut dia, Israel sudah menghancurkan lebih dari 80 persen bangunan yang menyebabkan jutaan warga Gaza tidak lagi memiliki tempat berlindung.

“Saat ini Israel melakukan hal yang sama ke wilayah Lebanon. Ini tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum internasional,” kata Sukamta.

Sukamta menyesalkan Dewan Keamanan PBB hingga detik ini gagal menjalankan mandat untuk menciptakan perdamaian.

Menurut dia, hal tersebut tidak bisa lepas dari peran Amerika Serikat yang masih terus menyokong Israel dengan memberikan pembelaan secara politik, serta menggelontorkan bantuan ekonomi dan militer.

“Sebagai organ Internasional yang dianggap paling kuat, DK PBB seperti macan ompong di hadapan Israel. Tentu ini tidak bisa lepas dari peran Amerika Serikat,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement