Rabu 09 Oct 2024 09:58 WIB

7 Poin Pidato Abu Ubaidah Jubir Al-Qassam, Sebut Negara Tetangga Pengecut

Al-Qassam menekankan kedudukan strategis Badai Al-Aqsa

Red: Nashih Nashrullah
Abu Ubaidah. Abu Ubaidah menjadi salah satu sosok yang disegani Israel.
Foto:

Abu Ubaidah memuji Republik Islam Iran, yang “Menyerang dengan janji yang tulus untuk meneror musuh.”

Keempat, kelambanan resmi Arab

“Rakyat kami telah mempertahankan ketabahan yang legendaris meskipun ada kegagalan tetangga kami, kepengecutan dan keterlibatan rezim-rezim, dan kebrutalan musuh serta kekuatan kekejian dan agresi,” katanya.

Dia meminta para ulama bangsa untuk menjelaskan, “Betapa gawatnya apa yang terjadi pada rakyat kita dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen kita, dan kewajiban jihad melawan musuh bangsa.”

Dia menyerukan untuk meluncurkan kampanye Arab, Islam dan internasional terbesar untuk mendukung rakyat Palestina.

Kelima, tawanan Israel

Mengenai tawanan Israel yang ditahan oleh perlawanan, juru bicara Al Qassam mengatakan, “Sejak hari pertama, kami sangat ingin melindungi dan menjaga para tawanan kami.”

“Kami memiliki instruksi bahwa jika para tahanan terekspos pada bahaya atau bentrokan yang dekat, mereka akan dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman,” tambahnya.

Namun dia menekankan bahwa para tahanan ini menghadapi situasi yang sulit dan terpapar baku tembak “dan mungkin tembakan musuh”.

“Risiko yang dihadapi para tahanan Israel meningkat dari hari ke hari,” katanya.

Dia memperingatkan bahwa apa yang terjadi pada enam tawanan di Rafah mungkin akan terulang pada tawanan lainnya “Selama Netanyahu dan pemerintahan terorisnya tetap keras kepala.”

“Nasib tawanan musuh tergantung pada keputusan pemerintah penjajah, dan kami tidak menutup kemungkinan berkas mereka masuk ke dalam terowongan gelap,” tegasnya.

Keenam, Tepi Barat

Abu Ubaidah menyerukan kepada warga Palestina di Tepi Barat untuk meningkatkan perlawanan mereka, “Untuk menanggapi arogansi dan kejahatan musuh.”

Dia mengatakan operasi Jaffa baru-baru ini hanyalah satu episode dari apa yang akan datang, “dan apa yang akan datang lebih pahit dan lebih keras, Insya Allah”.

“Apa yang terjadi di kamp-kamp Tepi Barat menegaskan bahwa kebijakan musuh adalah keputusan strategis yang berlaku di mana-mana di tanah kami,” tambahnya.

Ketujuh, pembunuhan

Mengenai pembunuhan, ia menekankan bahwa kegembiraan musuh akan berumur pendek, “Seandainya pembunuhan adalah kemenangan, perlawanan tentunya akan akan berakhir sejak terbunuhnya Izzuddin al-Qassam.”

BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel

“Kesyahidan dua pemimpin besar, Ismail Haniyeh dan Hassan Nasrallah, merupakan bukti nyata bahwa musuh tidak memahami sifat perlawanan,” tambahnya.

Dia menekankan bahwa musuh yang arogan tidak memahami pelajaran sejarah, realitas, atau budaya rakyat dan bangsa kita.

Dia mengingatkan Israel bahwa “tanah ini menumbuhkan pejuang perlawanan seperti buah zaitun dan mewariskan kebapakan kepada generasi demi generasi.”

Ini adalah pidato Abu Ubaidah yang ke-28 sejak Badai al-Aqsa, dan terjadi 3 bulan setelah pidato terakhirnya pada 7 Juli lalu.

Sumber: Al Jazeera

photo
Angka-Angka Menjelang Badai Al-Aqsa - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement