Senin 10 Feb 2025 14:50 WIB

Media Israel Ungkap Cara Kotor Netanyahu untuk Sabotase Gencatan Senjata

Delegasi Israel yang dikirim ke Qatar tak memiliki kewenangan untuk mengambil keputus

Aktivis membakar kertas bergambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat aksi bela Palestina di Kota Tangerang, Banten, Jumat (6/12/2024). Aliansi Gerakan Solidaritas Masyarakat Tangerang bersama Jurnalis Peduli Palestina dalam aksi tersebut menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ditangkap dan diadili oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Aktivis membakar kertas bergambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat aksi bela Palestina di Kota Tangerang, Banten, Jumat (6/12/2024). Aliansi Gerakan Solidaritas Masyarakat Tangerang bersama Jurnalis Peduli Palestina dalam aksi tersebut menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ditangkap dan diadili oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Media Israel pada Ahad (9/2/2025) waktu setempat,  mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sengaja menghalangi negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung dengan Hamas. Pimpinan Partai Likud tersebut bertujuan untuk menggagalkan kesepakatan sebelum sampai tahap berikutnya.

Laporan media menunjukkan, delegasi Israel yang dikirim ke Qatar tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. Hal tersebut menandakan keengganan Netanyahu untuk melanjutkan kesepakatan yang akan mengamankan pembebasan lebih banyak tahanan Palestina dan gencatan senjata permanen di Gaza.

Baca Juga

Haaretz mengutip sumber yang menyatakan bahwa kehadiran delegasi di Doha hanya untuk pamer."Netanyahu mengisyaratkan dengan jelas bahwa dia tidak ingin melanjutkan ke tahap berikutnya," kata salah satu sumber, seraya menambahkan bahwa dia memandang gencatan senjata tersebut merusak posisi politiknya.

Laporan tersebut menunjukkan, Netanyahu lebih peduli untuk menenangkan faksi sayap kanan Israel daripada mengamankan kebebasan tawanan Israel. "Para pemilih sayap kanan melihat di lapangan bahwa kami belum mengalahkan Hamas dan para operatornya terus berjalan dengan senjata," sumber tersebut menjelaskan, merujuk pada bagaimana eksistensi Hamas saat  acara pembebasan tawanan yang diselenggarakan di Gaza yang mengejek klaim Netanyahu tentang kemenangan total.

photo
Pembebasan sandera prajurit Israel oleh Hamas di Jabalia - (Tangkapan layar)

Upaya untuk merusak kesepakatan

Menurut Haaretz, taktik Netanyahu dapat menyebabkan gencatan senjata gagal total. Para analis memperingatkan bahwa Hamas, yang mengakui penolakan Israel untuk menghormati komitmennya, dapat menghentikan pembebasan tawanan lebih lanjut.

"Hamas tidak bodoh," kata seorang sumber. "Mereka melihat politisasi negosiasi, penempatan orang kepercayaan Netanyahu Ron Dermer dan Gal Hirsch [di pucuk pimpinan negosiasi], ancaman oleh [Menteri Keuangan Bezalel] Smotrich dan para menteri sayap kanan bahwa mereka akan membubarkan pemerintah. Mereka memahami ke mana arahnya." 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement