Rajin Jalan Kaki Tapi Berat Badan Nggak Turun? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Berikut ini 10 hal yang tanpa disadari mengambat penurunan berat badan.

republika
Laki-laki dan perempuan menurunkan berat badan (ilustrasi). Setidaknya ada 10 hal yang dapat menghambat penurunan berat badan meski Anda rutin jalan kaki 4.000 langkah per hari.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian menunjukkan berjalan kaki sebanyak 4 ribu langkah per hari dapat membantu menurunkan berat badan. Namun jika sudah rutin berjalan kaki namun timbangan tidak berubah, Anda mungkin bertanya-tanya apa penyebabnya.

Baca Juga


Dilansir laman Best Life, Selasa (14/1/2025), berikut 10 hal yang diam-diam bisa menghambat penurunan berat badan meski Anda sudah berjalan kaki sebanyak 4 ribu langkah setiap hari:

1. Kalori yang dikonsumsi terlalu banyak

Terapis dari Train Fitness Michael Betts menjelaskan, berjalan kaki membakar sekitar 200-300 kalori per jam. Karenanya jika Anda sedang berjuang menurunkan berat badan, jangan mengonsumsi makanan lebih dari yang dibakar. Katya Campbell, direktur kebugaran di Mountain Trek Health Reset Retreat, setuju bahwa menjaga defisit kalori adalah kunci utama dalam proses menurunkan berat badan.

2. Intensitas jalan terlalu santai

Kesalahan umum lainnya adalah berjalan kaki dengan intensitas terlalu rendah sehingga tidak meningkatkan detak jantung mereka. Hal ini menurut Betts, membuat metabolisme tubuh tidak mengalami perubahan.

Sebagai solusi, Anda bisa memilih jalan yang menanjak atau sesekali menaiki tangga. Selain itu, Anda juga bisa menggabungkan interval antara jalan cepat dan jalan santai.

3. Jumlah langkah tidak cukup

Kesalahan lainnya adalah jumlah langkah tidak mencukupi. Meskipun tidak semua orang membutuhkan 10 ribu langkah untuk menurunkan berat badan, banyak ahli kebugaran menyarankan untuk melakukan 10 ribu hingga 14 ribu langkah untuk melihat penurunan angka timbangan yang signifikan.

4. Waktunya kurang efektif

Waktu Anda berjalan kaki juga dapat memengaruhi efektivitas dalam menurunkan berat badan. Misalnya menurut Betts, berjalan kaki setelah makan adalah waktu terbaik karena dapat membantu membakar kalori dan meningkatkan penyerapan gula darah.

5. Memiliki penyakit metabolisme

Jika Anda sudah mengonsumsi makanan sehat dalam porsi sedang dan berolahraga terakhir, tetapi berat badan tak kunjung turun, sebaiknya segera periksakan ke dokter. “Masalah tiroid, keseimbangan hormon, dan resistensi insulin dapat secara signifikan mempengaruhi upaya penurunan berat badan. Kondisi ini mungkin memerlukan intervensi medis di samping jalan kaki,” kata Betts.

 

 

6. Kurang tidur

Tidak mendapatkan tidur yang cukup dapat menjadi penghambat penurunan berat badan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat, orang dewasa membutuhkan tujuh hingga sembilan jam tidur per malam.

7. Stres

Meski berjalan kaki adalah cara yang bagus untuk menurunkan tingkat stres, namun tidak serta merta menghapus stres Anda. Jadi penting bagi Anda untuk meditasi atau belajar mengelola stres.

8. Tidak memiliki massa otot yang cukup

Selain jalan kaki, Betts menyarankan Anda untuk tetap membangun massa otot misalnya dengan latihan beban. “Lebih sedikit massa otot berarti tingkat metabolisme lebih rendah, yang berpotensi memperlambat progress Anda dalam menurunkan berat badan,” kata Betts.

9. Efek samping obat

Betts mengatakan, obat-obatan tertentu, termasuk antidepresan, steroid, dan beta-blocker, dapat memengaruhi metabolisme dan membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit, bahkan dengan berjalan kaki secara konsisten.

10. Tidak mengonsumsi makanan yang tepat

Setiap kali mencoba menurunkan berat badan, penting untuk mengonsumsi makanan seimbang dan bergizi, bukan sekadar mengurangi kalori dan meningkatkan pembakaran kalori. Hindari makanan olahan serta perbanyak buah dan sayuran kaya serat, protein rendah lemak, biji-bijian utuh, lemak sehat, dan hidrasi yang cukup.

Infografis Diet untuk Jantung Sehat - (republika.co.id)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler