REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM), melawan terhadap permintaan Pemerintah India terkait akses data pengguna BlackBerry. Menurut RIM, mereka tidak bisa memberikan akses ke aparat hukum India untuk memonitor email korporat pelanggan BB.
Penolakan ini hanya beberapa hari sebelum batas akhir ultimatum Pemerintah India terhadap RIM. Bila RIM tidak mematuhi aturan aparat India, kemungkinan besar RIM akan diusir dari India dan layanannya dimatikan.
"Tidak bisa! Kami tidak bisa memberika kunci ke layanan email korporasi," kata eksekutif senior RIM, Robert Crow, pada wartawan di New Delhi.
"Kami tidak bisa memberikan karena kunci data itu ada di korporasi masing-masing," katanya, berdalih.
Pengawasan terhadap penggunaan BB di India memang diketatkan. Ini menyusul ditemukan data komunikasi sejumlah pelaku teror di India yang menggunakan BB. India juga mengkhawatirkan pelaku kasus bentrok di Kashmir maupun daerah lainnya menggunakan BB.
Sebelumnya, awal bulan ini, RIM sudah membuka akses bagi aparat India untuk memonitor layanan pesan BB khusus individual. Crow berdalih, kasus pengawasan komunikasi ini sebaiknya jangan hanya ditimpakan pada BB semata.
Sebelumnya, India sudah meminta Google dan Skype untuk membangun servernya di India agar bisa dipantau lalu lintas komunikasi, terutama yang bersifat ofensif terhadap pemerintah. Di India, ada sebanyak 1,1 juta pengguna BB dari total jumlah penduduknya yang sebesar 1,1 miliar orang.