REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian menemukan bahwa seseorang yang merasa dirinya lebih muda berpotensi memiliki umur lebih panjang. Dalam penelitian tersebut, orang-orang yang merasa muda ini memiliki angka kematian lebih rendah.
Jika dibandingkan dengan mereka yang merasa lebih muda, orang yang merasa dirinya lebih tua dari seharusnya justru memiliki risiko kematian lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan data dari 6.489 orang dengan rata-rata usia 65,8 tahun. Yang menarik ialah, sebagian besar orang yang terlibat dari penelitian ini merasa dirinya sekitar tiga tahun lebih muda dari usianya. Hanya sedikit, sekitar 4,8 persen, orang yang merasa dirinya lebih tua dari usia seharusnya.
Setelah mengumpulkan data-data tersebut, seperti dikutip dari CNN, Kamis (18/12), delapan tahun kemudian Universitas College London (UCL), kembali melakukan penelitian lebih lanjut terhadap 6.489 orang yang terlibat dalam penelitian pertama. Penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 14 persen orang yang merasa lebih muda dari usianya telah tutup usia.
Persentase ini jauh lebih kecil dibandingkan persentase kematian orang-orang yang merasa lebih tua dari usianya. Persentase kematian orang-orang yang merasa lebih tua ini mencapai 24 persen dalam delapan tahun. Sedangkan, persentase kematian orang-orang yang merasa sesuai dengan usianya ada sebanyak 18 persen.
Dokter sekaligus asisten profesor ilmu kedokteran Universitas Kedokteran Emory, dr Sharon Bergquist, menyatakan tak terkejut dengan penemuan tersebut. Menurutnya, dari hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian dapat berkaitan erat dengan masa depan seseorang.
Penelitian lanjutan mengenai kepribadian dan penuaan menemukan ada dua sifat yang dapat membuat hidup seseorang menjadi lebih panjang. Dua sifat tersebut ialah kehati-hatian dan optimisme. Orang-orang yang memiliki kedua sifat ini berpotensi untuk melakukan hal-hal yang baik bagi kesehatannya, sehingga mereka dapat menjaga kesehatannya untuk periode waktu yang lama.