REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO - Sedikitnya lima orang tewas dalam satu bentrokan antar-kelompok di Mesir pada Sabtu (8/5). Bentrokan ini berkaitan seorang wanita Kristen yang diduga berpindah ke agama Islam. Demikian kata para pejabat.
Hubungan antar-pemeluk agama sering menimbulkan ketegangan di Mesir. Penganut Kristen terdiri atas sekitar 10 persen dari 80 juta penduduknya.
Perselisihan tersebut merupakan tantangan lain bagi penguasa militer Mesir yang berupaya untuk memulihkan hukum dan ketertiban setelah presiden Hosni Mubarak dipaksa mundur dalam aksi demonstrasi rakyat pada Februari.
Saksi mata mengatakan sekitar 500 warga Islam konservatif yang dikenal sebagai Salafi berkumpul di Gereja Santo Mina di pinggiran Kairo, Imbaba, guna menuntut untuk mengambil alih hak asuh seorang wanita yang mereka katakan masuk Islam itu. Teriakan-teriakan pun terjadi antara penjaga gereja dan kelompok Islami.
Konflik verbal berkembang menjadi konfrontasi penuh. Kedua pihak saling tembak, melempar bom dan batu.
"Saya baru saja meninggalkan seorang pemuda tewas di dalam gereja," kata seseorang kepada wartawan di tempat kejadian perkara.
Pihak berwenang mengerahkan sejumlah besar tentara dan polisi. Kendaraan lapis baja juga dikerahkan ke daerah tersebut.
''Tentara melepaskan tembakan ke udara dan gas air mata untuk memisahkan kedua kelompok,'' kata saksi.
Sebuah sumber keamanan menyebutkan korban tewas berjumlah enam dan 75 lagi terluka. Demikian menurut kantor berita MENA.
Direktur departemen kesehatan di provinsi Giza, Abdel-Halim al-Behairi, mengatakan lima orang telah meninggal dan 54 terluka. Tiga dari korban terluka berada dalam kondisi serius.
Seorang saksi kepada Reuters mengatakan kemudian gereja lain di daerah yang sama terbakar dan rusak berat. Tidak ada laporan korban lebih lanjut.
Mufti Besar Mesir, Ali Gomaa, menyerukan umat Islam agar tenang. "Semua orang Mesir harus saling bahu-membahu dan mencegah perselisihan," katanya. Dia juga mendesak dewan militer untuk menghentikan siapa saja dari campur tangan dengan keamanan Mesir.