REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Wartawan yang menjadi korban dalam aksi tawuran versus siswa SMAN 6 Jakarta Senin (19/9) kemarin sepakat untuk mengadukan kasus tersebut ke Dewan Pers. Mereka beramai-ramai mendatangi kantor Dewan Pers, Selasa (20/9) siang, untuk konsultasi dan meminta pendapat pihak Dewan Pers.
"Kita yang menjadi korban sudah membentuk koalisi untuk menindaklanjuti tindak anarkis terhadap wartawan yang terjadi kemarin siang," ujar salah satu saksi tindakan anarkis tersebut, Jerry Adiguna. Pria yang bekerja sebagai Pewarta Foto Jakarta Pos ini menjelaskan, koalisi yang dibentuk terdiri dari Warta Foto Indonesia (WFI), Asosiasi Jurnalis Indonesia (AJI), Poros Wartawan Jakarta (PWJ), dan Kameramen Jurnalis Indonesia (KJI).
Jerry mengatakan, saat ini POM sedang melakukan investasi untuk mengusut kasus ini. "Polri nggak pandang bulu. Saat ini kami masih menunggu," katanya. Jerry juga menambahkan, empat dari sepuluh orang wartawan yang menjadi korban sudah selesai membuat Berita Acara Perkara (BAP) di kepolisian.
Dari keterangan Jerry, kedatangan ia dan teman-teman ke SMAN 6 Senin (19/9) kemarin adalah untuk meminta klarifikasi atas aksi anarkis siswa SMAN 6 terhadap rekan wartawan, Jumat (16/9). Meski begitu, aksi solidaritas yang dilakukan Jerry dan beberapa wartawan lain itu sama sekali tak ditanggapi oleh pihak sekolah. Mereka pun melakukan orasi.
"Mungkin ada perkataan yang menyinggung siswa. Saat Oktaviardi, wartawan Trans 7 yang dikeroyok siswa, melakukan diskusi dan mediasi di dalam sekolah, pecahlah tawuran kedua," ujar pria yang juga menjabat sebagai ketua Persatuan Fotografer Indonesia ini.