REPUBLIKA.CO.ID,MUKOMUKO--Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menemukan dua siswa di daerahnya yang absen tidak mengikui ujian nasional sekolah dasar, karena keluarganya sedang bermasalah.
"Sebanyak lima sekolah dasar yang kami kunjungi, ada dua siswa tidak ikut ujian nasional dengan alasan orang tuanya bertengkar, dan itu merupakan kasus 'broken home', sehingga membuat siswa menjadi frustasi," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Nur Hasni, di Mukomuko, Senin.
Akibat orang tuanya bertengkar dan tidak lagi tinggal dalam satu rumah, menurut dia, laporan yang diterima pihak sekolah menyebutkan satu orang siswa terpaksa ikut dengan ibu kandungnya, sedangkan satu orang siswa lain harus ikut saudara dari ibunya.
Kepada pihak sekolah, ia berharap, agar siswa yang tidak ikut ujian nasional (UN) dalam kasus permasalahan kedua orang tuanya selalu dipantau secara intensif, mengingat secara psikis kondisi kejiwaannya dapat terganggu.
"Kami telah sampaikan kepada pihak sekolah agar selalu memantau dua orang siswa di sekolah
mereka masing-masing, agar ke depan mereka tetap sekolah dan mengikuti UN," ujar dia menambahkan.
Data sementara yang diterima Dinas Pendidikan setempat dari pihak SD sederajat penyelenggara UN di daerah itu, kata dia, jumlah siswa yang tidak hadir pada hari pertama UN sebanyak 14 orang.
"Kemungkinan jumlah peserta UN yang tidak hadir pada hari kedua UN akan mengalami penambahan, mengingat sebanyak 55 SD sederajat belum melaporkan jumlah siswanya yang tidak ikut UN karena lokasinya berada di desa terisolasi sehingga sulit sinyal untuk komunikasi mengunakan telepon genggam," ujar dia lagi.
Nur Hasni memprediksi, siswa SD sederajat yang tidak bisa ikut UN pada tahun ini bisa mencapai minimal 20 orang siswa, dan maksimal berkisar 30 orang siswa sesuai dengan jumlah
SD yang belum melaporkan kondisi keikutsertaan siswanya itu.