REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin memprediksi hubungan antara negara-negara Islam, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat (AS) makin cerah usai terpilihnya Barrack Obama menjadi presiden AS kedua kalinya.
"Hubungan AS dengan negara Islam akan sangat lebih baik jika AS dipimpin Obama," terang Din sebelum membuka Silaturahim Milad Akbar 1 Abad Muhammadiyah di Plaza Indonesia, Rabu (7/11).
Indikasinya dia cermati dari kemampuan Obama mendekati negara sentra Islam. Apalagi isi pidatonya di Kairo, Mesir membuka cakrawala hubungan baru dunia Islam atas pembangunan hubungan baru Barat dengan Timur.
Pendekatan semacam ini, ulas Din, mengatasi rasa Islamophobia warga AS terhadap kaum Muslim. Hal ini terbukti dengan prosentase ukur penelitian yang melihat akumulasinya berkurang dari sebelumnya, 54 persen menjadi 40 persen.
"Peluang yang terbuka ini tidak dimanfaatlan optimal oleh Indonesia. Padahal AS menyisakan kekuatan besar, center of excellent untuk meraih gelar pendidikan dan kerja sama ekonomi," terang Din.
Harapan sekaligus peluang terbuka karena saat berada di Islamic World Forum maupun kala bertemu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Obama menjanjikan comprehensive partnership. Kesepakatan lanjutan, ungkap Din, Seharusnya direalisasikam dalam dua tahun terakhir di bidang pendidikan dan ekonomi atas dasar saling menguntungkan. Din menilai, tidak menutup investasi asing terutama di mineral dan pusat migas.