Selasa 22 Jan 2013 18:34 WIB

Etape Kedua Obama Adalah Kebersamaan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
  Michelle Obama bersama Presiden Barack Obama saat malam inagurasi di Washington Convention Center,Washington,Senin (21/1).
Foto: AP/Charles Dharapak
Michelle Obama bersama Presiden Barack Obama saat malam inagurasi di Washington Convention Center,Washington,Senin (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menyerukan kebebasan dan kemajuan bersama dalam masa kepemimpinannya mendatang. Dia menentang semua kelompok yang menghalangi upaya kesejahteraan dan kebersamaan tersebut.

''Sesama Amerika. Kita akan menciptakan momen. Kita akan melakukan perjalanan ini bersama,'' kata Obama, dalam pidato pascapelantikannya, Senin (21/1), seperti dilansir BBC News, Selasa (22/1). Kata dia, kesetaraan ekonomi dan sosial menjadi target utama periode ke dua kepemimpinannya.

Ratusan ribu manusia berdesak menanti di halaman sebelah barat Gedung Kongres AS. Jutaan pasang mata manusia menunggu pidato kenegaraan Obama melalui saluran televisi. Dia baru saja mengukuhkan diri sebagai penguasa Gedung Putih dalam etape ke dua kepemimpinannya, tepat pukul 11.50 siang waktu AS.

Dalam pidato panjangnya, dia menolak tuduhan Partai Republik semasa kampanye tahun lalu yang mengatakan, AS adalah ''Bangsa Penerima''. Ejekan tersebut dituduhkan partai konservatif lantaran kelemahan ekonomi, yang mengakibatkan merosotnya nilai beli masyarakat selama ini.

Kubangan resesi menjadi sandungan serius pada awal periode Obama. Dia menangkalnya dengan mengampanyekan dana santunan bagi kalangan menengah, dan pelebaran nilai pajak bagi kelompok kaya. Namun penentangan terjadi. Obama menyebut penentangan itu sebagai ''keluhan kecil''.

Kata dia, tidak semestinya Partai Republik terus berdebat tentang kemajuan ekonomi bersama. Alih-alih mengajak perdebatan. Obama malah menentang oposisi mundur dari perannya, dan bergabung mendukung agenda politiknya. ''Kemajuan semestinya tidak memaksa kita untuk terus berdebat sepanjang abad,'' kata dia, seperti dikutip New York Times.

Selain ekonomi, persoalan kontrol senjata juga mendapat porsi serius dalam pidato selama 18 menit itu. Kata dia, harus tersedia payung perlindungan yang memberi keamanan bagi generasi mendatang. Dia menyayangkan rancangan regulasi pengetatan senjata malah meruncingkan keadaan. ''Perjalan kita belum sampai mampu melindungi anak-anak kita di jalan-jalan,'' ujarnya.

Seperti tradisi di AS, pelantikan seorang presiden disertai dengan iring-iringan rombongan presiden dari Pennsylvania Avenue menuju Gedung Putih. Saluran televisi melansir tayangan presiden dan ibu negara melambaikan tayangannya dari limusin hitam, dan dikawal beberapa pengamanan.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement