Selasa 29 Jan 2013 00:31 WIB

Kasus Raffi Cs, Ketua Granat: Mereka Korban Setan Narkoba

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Citra Listya Rini
Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Sumirat Dwiyanto menunjukkan sejumlah barang bukti hasil penggerebekan kediaman artis Raffi Ahmad di Jakarta, Ahad (27/1).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Sumirat Dwiyanto menunjukkan sejumlah barang bukti hasil penggerebekan kediaman artis Raffi Ahmad di Jakarta, Ahad (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai gagal dalam menekan tingkat pemakaian narkoba di Indonesia. Maraknya pengguna narkoba yang tercatat setiap tahunnya meningkat menjadi sepak terjang pemerintah diangap tak bertaji mengawal peredaran narkoba.

 

"Peredaran Narkoba adalah inti masalah dari semua ini. Tak ada Narkoba yang beredar, maka tak ada pengguna," kata Ketua Gerakan Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Cawang Jakarta Timur, Senin (28/1).

 

Pria yang juga berprofesi sebagai advokat ini menjelaskan pengguna Narkoba di Indonesia mencapai lima juta orang. Dimana lebih dari setengahnya berada dalam jenjang usia produktif. Jadi perlu giat yang cepat dari pemerintah untuk menekan peredaran Narkoba, imbau Henry.

 

Sementara itu, terkait kasus narkoba yang menyeret Raffi Ahmad Cs, Henry mengaku tak kaget. Dia menilai apa yang menimpa Raffi Cs hanya karena nasib saja yang mengarahkan mereka harus mengalami ini semua.

 

"Saat mereka ditangkap, di pagi yang sama ratusan orang lain juga ditangkap karenan narkoba. Mereka sama saja, mereka korban setan bernama narkoba," papar Henry.

 

Henry meminta kepada semua pihak untuk melihat poin sebenarnya dari penangkapan Raffi Ahmad Cs. Dalam pandangannya, penangkapan Raffi Ahmad Cs merupakan wujud bahwa narkoba sedang mencari eksistensinya. Apabila terbukti menggunakan, dengan terjeratnya Raffi Ahmad Cs yang notabene idola, berarti Narkoba semakin memiliki posisi yang kuat.

 

"Bayangkan bila anak-anak muda fans mereka mengikuti gaya hidupnya. Habis sudah," ujar Henry.

 

Untuk itu ia tegaskan sekali lagi, BNN harus sigap meredam cengkraman narkoba agar tak merusak generasi muda. Khususnya menurut Henry, artis sebagai publik figur yang banyak pengikutnya jangan sampai lepas hingga masuk dalam lingkaran narkoba.

 

Mengomentari pernyataan Henry, Deputi Rehabilitasi BNN Usman Suryakusuma mengatakan, BNN dan polisi pun tak bisa berdiri sendiri. Dia menjelaskan, ada 300 ribu pengguna narkoba di Jakarta. Untuk menggapai mereka semua agar tak terus menjadi pecandu dan menyebarkan pengaruh pada orang lain, dibutuhkan peran serta semua orang.

 

"Marilah sama-sama peduli dengan pengguna. Laporkan mereka yang menjadi korban Narkoba, kami akan jemput dan coba rehabilitasi," kata Usman dalam kesempatan yang sama.

 

Ia mengakui, BNN dalam kapasitasnya belum sanggup menjangkau para pengguna di seluk kota Jakarta. Maka dari itu, ia mengajak masyarakat untuk dapat bersinergi melaporkan para pengguna yang ada di sekitarnya. Laporkan saja, kami akan coba bantu hingga kesembuhannya, imbau Usman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement