Selasa 24 Sep 2013 20:16 WIB

Rusia Khawatir AS Masih Gunakan Militer ke Suriah

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
 Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Suriah mengkhawatirkan pembicaraan dengan Amerika Serikat tidak berjalan lancar. Mereka mengatakan kesepakatan senjata kimia hanya menunda aksi militer AS.

"Sayangnya ini penting untuk mencatat kontak dengan Amerika, tidak berjalan dengan mulus,...mereka tidak pergi ke tujuan yang seharusnya," ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov dikutip Aljazirah, Selasa (24/9).

Ryabkov mengatakan Rusia berharap Dewan Keamanan PBB akan mencapai kesepakatan pekan ini dalam resolusi yang mendukung kesepakatan untuk melarang senjata kimia Suriah. Akan tetapi, dia mengatakan tidak ada jaminan. Dia mengatakan otoritas AS selalu menyebutkan rencana untuk membalas Damaskus harus dengan kekuatan.

"Kami menyimpulkan dari itu dan berasumsi ancaman agresi yang melanggar aturan internasional sejauh ini hanya ditunda, bukan dihindari," ungkapnya.

Ryabkov menyalahkan posisi tidak logis AS dan aliansi baratnya mencari ancaman untuk rezim Presiden Bashar al-Assad. Dia menegaskan Rusia tidak akan menerima resolusi yang otomatis memberi hukuman kepada Suriah. Rusia dan AS sebelumnya sudah menyapakati untuk melucuti senjata kimia Suriah hingga pertengahan 2014. Pemerintahan Assad telah memberikan daftar data senjata kimia pada pekan lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement