REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jaksa penuntut umum memutarkan rekaman pembicaraan antara Ahmad Fathanah dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta. Dalam obrolan melalui telepon itu, Fathanah dan Anis sempat membicarakan dana 30 ribu dolar AS atau sekitar Rp 300 juta.
Anis tidak membantah adanya pembicaraan mengenai uang itu. Namun, ia mengatakan, dana itu untuk urusan biaya quick qount Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel). Dalam Pilgub itu, PKS mengusung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Azis Qahhar Mudzakkar.
"Jadi setahu saya, itu biaya quick qount. Karena sudah mau pencoblosan," kata dia, saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (26/9).
Ilham memang meminta bantuan Fathanah untuk mendapatkan dukungan dari PKS. Fathanah yang memfasilitasi Ilham untuk bertemu dengan para petinggi PKS. Anis yang saat itu masih menjabat sebagai sekretaris jenderal PKS tidak menyangkalnya. Meskipun, ia membantah DPP PKS mengutus Fathanah untuk mengurus persoalan terkait pencalonan Ilham. "Cuman kita tahu beliau (Fathanah) perantara Pak Ilham ke PKS)," kata dia.
Anis mengatakan, pembicaraan dalam telepon itu terkait dengan majunya Ilham sebagai kandidat. Menurut dia, Fathanah pernah meminta saran tentang survey. Ia memberikan saran agar Fathanah melakukan kerja sama dengan lembaga survey untuk pelaksanaan quick qount. "Kalau dia yakin menang, sebaiknya kerja sama," kata dia.
Untuk bekerja sama dengan lembaga survey itu membutuhkan dana. Anis tidak mengetahui persoalan dana tersebut. Ia mengatakan, dana untuk bekerja sama dengan lembaga survey itu tidak berasal dari partai. "Itu urusan kandidat," kata Anis yang menggantikan posisi Luthfi Hasan Ishaaq sebagai Presiden PKS itu.
Fathanah juga mengatakan, pembicaraan mengenai dana terkait dengan quick qount. Ia mengatakan, dalam obrolan telepon itu juga disebut mengenai nama lembaga surveynya. Fathanah memang menginginkan pihak Ilham untuk bekerja sama dengan lembaga survey. Hal itu, menurut dia, untuk memonitoring sehingga tidak terjadi kecurangan dari pihak lain. Dalam Pemilukada itu, pasangan Ilham-Azis gagal menjadi pemenang.