Jumat 22 Nov 2013 07:46 WIB

PPDI Desak DPR Sahkan RUU Desa

 Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) dan Aliansi Desa Indonesia (ADI) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (14/12).   (Republika/ Tahta Aidilla)
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) dan Aliansi Desa Indonesia (ADI) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (14/12). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) mendesak DPR segera mensahkan RUU Desa.

"Kami mendesak DPR mensahkan RUU Desa sebelum Januari 2014," kata Ubaidi Rosidi, Ketua Umum PPDI dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/11).

Kesepakatan itu, kata Ubaidi, diambil dalam rapat pimpinan organisasi PPDI yang digelar beberapa waktu lalu di Ciawi, Bogor. Pertemuan itu diikuti 20 orang utusan dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, Sumatera Selatan, Bali dan Kalimantan.

Tenggat waktu hingga Januari 2014, sebut Ubaidi, karena alasan politis.

"Mulai Januari, anggota DPR sudah disibukkan dengan Pemilu. Mereka pasti tidak sempat mengurus RUU Desa," kata Ubaidi seraya mengatakan pihaknya tidak segan untuk kembali turun ke jalan.

Salah satu poin penting dalam Undang-Undang tentang Desa adalah porsi APBN untuk desa secara langsung. Jika Undang-Undang disahkan, maka sekitar 71.000 lebih desa di tanah air lebih leluasa melakukan pembangunan. Sebab, dengan adanya suntikan dana dari APBN, perangkat desa dapat mempercepat pembangunan desa-desa.

Kepala desa bersama masyarakat yang ada di desa dapat mempercepat pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengenai besaran dana yang akan dialokasikan pemerintah pusat kepada masing-masing desa bervariasi dan sangat tergantung dengan luas wilayah dan jumlah penduduk dimasing-masing desa.

RUU tentang Desa sendiri lahir dari usulan DPD yang menampung aspirasi dari masyarakat serta hasil turun ke desa-desa di berbagai daerah di Tanah Air.

"Insya Allah sebelum Januari 2014 sudah disahkan," ujar Ubaidi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement