REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG-- Hasil pleno rekapitulasi penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum Nusa Tenggara Timur menunjukkan Partai Golkar bakal memenangi pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota di daerah setempat.
Partai Golongan Karya (Golkar) dipastikan akan tetap menguasai DPRD NTT karena telah meloloskan 11 caleg-nya menjadi anggota DPRD NTT periode 2014-2019 atau tidak mengalami perubahan perolehan kursi seperti yang diraih pada Pemilu Legislatif 2009.
Data yang dihimpun dari hasil pleno rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU NTT, Rabu,pagi, menyebutkan keunggulan Partai Golkar NTT itu nyata setelah pleno terbuka dan rekapitulasi tingkat KPU NTT untuk Kabupaten Lembata yang masuk dalam daerah pemilihan (Dapil) NTT VI.
"Hasil rapat pleno ini memang belum termasuk Kabupaten Timor Tengah Selatan yang hingga saat ini kotak suara hasil pemilunya belum diantar ke KPU NTT untuk direkap termasuk rekapitulasi bagi dapil satu Kota Kupang yang dipending karena ada penghitungan ulang pada 30 TPS," kata Ketua KPU NTT Johanes Depa, di Kupang.
Ia mengatakan berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara untuk enam dari delapan daerah pemilihan yang ada di Nusa Tenggara Timur, setiap orang apakah pengurus partai ataupun calegnya dapat melakukan analisa dan perkiraan perolehan suara serta kursi.
Sekretaris DPD PDI-P Nusa Tenggara Timur Nelson Obet Matara menanggapi hasil sementara perolehan kursi DPRD NTT yang menempatkan Partai Golkar unggul atas partainya dalam raihan kursi di lembaga wakil rakyat itu mengatakan terlalu cepat melakukan klaim menang, karena proses penghitungan sedang berlangsung oleh KPU NTT.
"Partai kami belum ingin mengatakan demikian, meskipun saat ini telah mengantongi 10 dari 65 kursi yang diperebutkan 750 lebih caleg di daerah ini pada Pemilu legislatif dan DPD pada tanggal 9 April 2014," katanya.
Perolehan 10 kursi itu, katanya belum termasuk Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan yang belum final melakukan rekapitulasi penghitungan suara di tingakt KPU setempat, sehingga target akan meraih 12 kursi di DPRD NTT bisa terwujud.
Selain PDIP, Partai Gerindra di daerah ini juga diperkirakan akan meraih 10 kursi di lembaga legislatif itu setelah memperoleh kursi di beberapa kabupaten dan kota. Sekretaris DPD Partai Gerindra Gabriel Abdi Kusuma Beri Bina terpisah mengatakan, target mereka untuk meraih 10 kursi di DPRD NTT terpenuhi, meskipun masih menyisahkan dua daerah pemilihan yang belum melakukan penghitungan perolehan suara.
Ia mengatakan meski di basis dankantong-kantong pemilih partai Gerindra hanya memperoleh satu kursi kecuali Dapil Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur yang meraih dua kursi, namun rata-rata tidak kosong dalam raihan suara yang cukup signifikan seperti di Kota Kupang dan Manggarai Raya.
Di dua daerah pemilihan ini Partai Gerindra meraih suara signifikan melalui calegnya dan jauh meninggalkan caleg dari partai lainnya seperti Viktor Lerik dan Johanes Halut dari Dapil empat Manggarai Raya. Di Kota Kupang Anton Bele (PDIP) 9.084 suara, Veky Lerik (Gerindra) 13.009 suara, Alex Ena (Nasdem) 9.635 suara, Mohammad Ansor (Golkar) 8.348 suara, Jimy Sianto (Hanura) 6.115 suara, Kardinand Kalelena (Demokrat) 7.365 suara.
Di Dapil Manggarai Raya perolehan suara Partai Gerindra urutan kedua setelah caleg dari PAN Yeni Veronika yang mengantongi 21.300 suara seperti Yohanes Halut (Gerindra) 11.812 suara Yeni Veronika (PAN) 21.300 suara, Maxi Adipati Pari (Golkar) 11.648 suara, Kristofora Bantang (PDIP) 10.992 suara.
Berikut Bonifasius Jebarus (Demokrat) 10.064 suara, Thobias Wanus (PKB) 8.845 suara, Inosensius Fredi Mui (Nasdem) 8.267 suara, Timoteus Terang (Hanura) 6.531 suara, Yusuf M Tahir (PKS) 4.010 suara Laurensius Barus (Gerindra) 10.542 suara.
Raihan kursi di DPRD NTT selanjutnya berdasarkan hasil pleno rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU NTT hingga Selasa malam, adalah Partai Demokrat dan Partai Nasdem dengan masing-masing delapan kursi. Lima partai lainnya yang juga berhasil mengantarkan calegnya ke El Tari yakni Partai Hanura dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan masing-masing lima kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) dengan empat kursi dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dengan masing-masing dua kursi dipastikan tidak bisa membentuk fraksi sendiri sehingga harus membuat koalisi untuk menjadi fraksi.
Dua partai politik lainnya yang juga sebagai partai peserta Pemilu 2014 yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB) dipastikan tidak mendapat kursi di DPRD NTT karena dari delapan dapil yang ada.
Caleg dari kedua Parpol ini tidak mampu bersaing dengan caleg dari partai lainnya sehingga caleg incumbent dari PPP, yang pada periode 2009- 2014 terpilih dari dapil enam (Flores Timur, Lembata, Alor),Syahlan Kamahi, M.M dan kembali mencalonkan diri dari dapil yang sama dipastikan tersingkir.