Senin 22 Dec 2014 15:07 WIB

Retas Sony Pictures,Obama Sebut Korut Jalankan Cybervandalism

Rep: Gita Amanda/ Red: Agung Sasongko
Studio Sony Pictures
Foto: Reuters/Mario Anzuoni
Studio Sony Pictures

REPUBLIKA.CO.ID WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, AS tengah mengkaji apakah akan menempatkan Korea Utara kembali dalam daftar negara pendukung terorisme. AS menyebut tindakan pertasan Sony Pictures sebagai tindakan cybervandalism.

Korea Utara bereaksi marah terhadap komentar Obama tersebut, yang menyalahkan negara komunis tersebut atas kasus peretasan di Sony Pictures. Korut mengancam akan melakukan serangan ke Gedung Putih, Pentagon dan seluruh daratan AS yang merupakan kubangan terorisme.

Obama menjanjikan untuk menanggapi dengan proporsional, terhadap sarangan pada Korut. "Kami tak akan terintimidasi oleh beberapa cyberhackers," katanya. Presiden mengatakan, AS akan memeriksa fakta-fakta untuk menentukan apakah Korut harus dimasukan kembali dalam daftar sponsor terorisme.

"Kita akan meninjau mereka melalui proses yang sudah dijalurnya. Aku akan menunggu hasil penyelidikan," kata Obama dalam sebuah wawancara dengan CNN yang disiarkan Ahad (21/12).

Namun Obama menegaskan, ia tak berpikir itu adalah tindakan perang. "Saya pikir itu adalah tindakan cybervandalism yang sangat mahal. Kami menanggapinya dengan sangat serius," tambahnya.

Komisi Pertahanan Nasional (RHW) yang dipimpin Kim memperingatkan, 1,2 juta tentaranya siap untuk menghadapi semua jenis peperangan melawan AS.

Pernyataan Obama menarik cemoohan langsung dari dua Partai Republik yang selama ini menjadi kritikus kebijakannya. "Ini bentuk perang baru, dan kita harus melawan perang dengan cara lain yang lebih baik," kata Senator Arizona John McCain.

Senator Lindsey Graham dari South Carolina menyebut aksi peretasan sebagai 'tindakan terorisme'. Ia setuju untuk memasukan Korut ke daftar terorisme. AS menurutnya perlu memberi peringatan pada Korut agar tak melakukan hal serupa di masa depan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement