REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyusul minimnya insentif positif baik dari eksternal maupun internal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini, Senin (10/8) rawan melanjutkan tren perlemahannya. Dilihat dalam sepekan terakhir, IHSG terkoreksi 0,67 persen. Ini melanjutkan koreksi pekan sebelumnya 1,11 persen.
"IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support pertama di 4.750 dan resisten di 4.820, cenderung koreksi," ungkap Analis First Asia, David Sutyanto, Senin (10/8).
IHSG akhir pekan lalu, Jumat (7/8) bergerak ke zona merah. IHSG gagal bertahan di atas level 4.800 dengan ditutup menurun 0,75 persen atau -36,36 poin di level 4.770,3.
Koreksi terutama dipicu sejumlah saham unggulan sektoral. Itu terutama dipicu saham sektoral yang bergerak di industri pertambangan, aneka industri, dan perbankan.
David mengatakan, dari sisi ekternal, pasar akan terimbas sentimen negatif ekonomi Cina. Selain itu, pelaku pasar juga akan mengkhawatirkan depresiasi rupiah atas dolar AS dan turunnya cadangan devisa.
Pekan lalu, rupiah telah berada di atas level Rp 13.500 per dolar AS. Sementara akhir Juli cadangan devisa Indonesia telah berada di 107,6 miliar dolar Amerika.
"Ini merupakan penurunan selama lima bulan berturut-turut dan terendah sejak Juni 2014," kata David.