Senin 12 Oct 2015 23:26 WIB

Dihantui Rasa Ketakutan, Warga Israel Buru Senjata

Rep: Gita Amanda/ Red: Didi Purwadi
Warga Palestina melakukan aksi protes dalam bentrokan dengan tentara Israel di Hawara, Tepi Barat, Palestina, Ahad (11/10).
Foto: Reuters/Ahmad Talat
Warga Palestina melakukan aksi protes dalam bentrokan dengan tentara Israel di Hawara, Tepi Barat, Palestina, Ahad (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Gelombang kekerasan yang meningkat antara Israel dan Palestina di wilayah pendudukan membuat sejumlah warga Israel memutuskan membeli senjata. Mereka beralasan senjata tersebut untuk digunakan sebagai pertahanan diri.

Dilansir laman The Guardian, Senin (12/10), kekerasan meningkat tajam di wilayah Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki. Selama 12 hari pertumpahan darah, empat warga Israel dan 24 warga Palestina telah tewas termasuk delapan anak-anak Palestina.

Salah satu pemilik toko senjata di lapangan tembak dekat permukiman Israel di Givat Ze'ev, Ramallah, mengatakan adanya peningkatan dramatis terhadap permintaan untuk izin kepemilikan senjata.

Sementara itu, serangan terbaru terjadi pada Ahad (11/10). Seorang warga keturunan Arab-Israel mengemudikan mobil dan sengaja menabrakannya ke halte. Ia kemudian turun dan menusuk empat orang di halte bus di utara Israel tersebut.

Selama ini, beberapa warga Arab-Israel aktif mendukung aksi protes warga Palestina. Dukungan ditunjukkan di pusat-pusat populasi utama Arab-Israel.

Ketegangan antara Israel-Palestina kembali memanas setelah masalah akses ke komplek Masjid Al-Aqsa di Yerusalem kembali terusik. Warga Palestina melancarkan protes dengan menyerang Israel menggunakan pisau, batu atau lemparan bola api. Pasukan Israel membalasnya dengan senjata tajam berbalut peluru karet.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement