Ahad 29 Nov 2015 19:39 WIB
Setnov diminta mundur

Priyo Budi Santoso Minta Sidang MKD Terbuka

Rep: Umi N Fadilah/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Priyo Budi Santoso.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Priyo Budi Santoso.

REPUBLIKA.CO.ID,Partai Golkar Minta Sidang MKD Terbuka

​PADANG -- Partai Golkar akan menyerahkan sepenuhnya kasus dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Partai berlambang pohon beringin itu, bahkan meminta MKD menyidangkan kasus yang dilaporkan Menteri ESDM, Sudirman Said tersebut, digelar secara terbuka.

"​Mengenai proses, dan M​KD ​kam​i​ menyerahkan sepenuhnya.​ H​arus secara terbuka dan jangan ditutup-​​tutupi," kata Wakil Ketua Umum Golkar dari kepengurusan Munas Ancol, Priyo Budi Santoso saat berada di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Sabtu (28/11).​

​Ia mengatakan, sebenarnya Partai golkar berat hati memutuskan mendukung Setya Novanto. Namun, ia beralasan, dukungan tersebut merupakan ekspresi ​membela teman. Sesungguhnya, Priyo mengatakan, pengurus inti​ Partai​ Golkar sudah mulai berfikir lebih jernih ketika kasus dugaan pencatutan nama-nama besar itu, menjadi bahan pembicaraan.

Partai Golkar, ia melanjutkan, saat ini  berfikir realistis ​untuk ​menyerahkan sepenuhnya mekanisme​ kepada MKD. "Dan jangan sampai ada yang ditutup-tutupi kalau Pak Setya Novanto tidak bersalah tolong nanti beliau mendapatkan hak untuk direhabilitasi nama baiknya karena sudah hancur hancuran ini," tutur mantan wakil ketua DPR itu.

Namun, kata Priyo, apabila rekaman tersebut terbukti kebenarannya, Partai Golkar  berpendapat akan mengikhlaskan semua yang terjadi. Sebab, ia menjelaskan, apapun yang terjadi, Golkar tetap memilih membersihkan diri dan menjauhkan diri dari praktik-praktik seperti dimaksud.

​Partai Golkar, Priyo mengatakan, akan mengikhlaskan apapun keputusan MKD apabila ditemukan indikasi atau terbukti rekaman tersebut benar. "Kami merasa sedih dan ngenes mengenai a​pa yang disebut dengan istilah teman-teman '​Papa M​inta ​S​aham​'​ seolah ada semacam jalur broker," jelasnya.

Sebab, menurut Priyo, istilah 'Papa Minta Saham' mengisyaratkan seseorang yang menggunakan

kekuasaan untuk kepentingan yang bersifat personal​. Menurutnya, apabila hal tersebut terbukti, 'Papa Minta Saham' akan menjadi skandal besar tahun 2015​ ​yang menyeret nama Golkar.

"Keluarga besar Golkar menyerahkan proses ini (pada MKD),​ jadi semuanya tergantung pada proses dan MKD," ujar Priyo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement