REPUBLIKA.CO.ID, Pembantaian masyarakat di Rawagede, Kabupaten Karawang, Jabar, masih terus diingat sampai sekarang. Meskipun, telah berlalu 68 tahun silam, kasus yang membuat gempar seisi kampung itu masih tetap terkenang.
Pembantaian oleh serdadu Belanda itu, terkadi di Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, pada 9 Desember 1947. Sebanyak 431 penduduk setempat, tewas bersimbah darah.
Secara terpisah, Ketua Yayasan Rawagede, Sukarman, mengatakan, pada 9 Desember 1947 lalu, terjadi saat serdadu Belanda yang dipimpin Mayor Alphons Wijnen, mencari Kapten Lukas Kustaryo, yang merupakan Komandan Kompi Divisi Siliwangi. Belanda menuding, Mayor Lukas bersembunyi di Kampung Rawagede.
"Saat itu, 30 pria di atas 14 tahun, di suruh berjejer dan membelakangi serdadu Belanda. Dari jarak dekat, mereka ditembaki hingga tewas," ujarnya.
Tak hanya itu, ratusan pria lainnya juga dibantai tanpa ampun oleh Belanda. Sehingga, pembantaian yang tak sampai sehari itu, berujung pada tewasnya 431 penduduk laki-laki Rawagede. Dari situ, Rawagede terkenal juga dengan kampung janda pembantaian.
"Terkait dengan keinginan plt bupati, pihaknya sangat mengapresiasi. Karena, selama ini perhatian dari pemkab terhadap ahli waris sangat minim," jelasnya.
Plt Bupati Karawang, Cellica Nurachadiana, mengatakan, untuk mengenang peristiwa menyakitkan itu, pemkab telah membangunkan monumen. Yakni, Monumen Rawagede. Pada hari pahlawan kemarin, pemkab telah mengalokasikan anggaran untuk biaya pemeliharaan monumen tersebut. "Kita ingin, monumen itu jadi saksi sejarah dan menjadi objek wisata pendidikan," ujarnya, kepada sejumlah media, Ahad (6/12).
Tahun depan, lanjut Cellica, dirinya ingin akses jalan ke lokasi itu sudah bagus. Supaya, masyarakat ataupun pelajar yang ingin berziarah atau melihat monumen, tak terkendala apapun. Saat ini, pihaknya mengakui akses jalan ke wilayah itu memang masih buruh.
Selain soal jalan, lanjutnya, mulai 2016 pihaknya ingin, setiap tahun ada anggaran untuk menyantuni ahli waris korban pembantaian Rawagede. Pasalnya, sampai saat ini santunan secara resmi dari pemkab belum ada. "Kita sedang menyusun formulanya, untuk santunan ini. Nanti, yang menanganinya yaitu Dinas Sosial," ujarnya.